page hit counter -->

KAMBING PERANAKAN ETAWAH (PE)

Kambing Peranakan Etawah (PE) yaitu bangsa kambing yang diperoleh dari kawin tatar (grading-up) antara kambing asli Indonesia (kambing kacang) dengan kambing Etawah yang didatangkan dari India. Kambing ini merupakan kambing yang asal mulanya dari Purworejo, tepatnya di daerah Kaligesing. Kambing ini hasil dari persilangan antara kambing lokal di Kaligesing dengan kambing Etawah. Hasil perkawinan dari dua bangsa kambing ini menghasilkan peranakan kambing Etawah yang ciri-ciri dan kemampuan produksinya mendekati sifat-sifat karakteristik kambing Etawah.

Kambing Peranakan Etawah (PE) merupakan ternak tipe dwiguna tetapi pada peternakan sering diambil susunya. Karena Menurut Triwulaningsih (1986) produksi susu kambing PE sekitar 0,498 – 0,692 liter per ekor per hari dengan produksi tertinggi dicapai 0,868 liter. Menurut Devandra dan burn (1994) rataan  produki susu kambing Etawah berkisar 0,7–1,0 kg per hari dengan rata-rata waktu laktasi 140 hari. Dengan sistem manajemen yang baik maka periode laktasasi dapat dilakukan sampai 9 bulan dengan puncak produksi pada bulan pertama kedua, dapat dilakukan sampai 9 bulan dengan puncak produksi pada bulan pertama dan bulan kedua, dapat mencapai produksi 4 liter/ekor/hari. Rata-rata bobot lahir kambing Peranakan Etawah adalah 3,5–4 Kg. Berat sapih anak jantan dan betina kambing Peranakan Etawah adalah sekitar 13 kg dan 11 kg. Menurut Pamungkas et al. (2009) standar lingkar dada untuk kambing Peranakan Etawah betina dewasa adalah 80,1 cm. Persentase karkas 51% dengan kenaikan bobot badan rata-rata 50-150 gram/hari tergantung dari pakan yang diberikan.
KAMBING PERANAKAN ETAWAH (PE)
Karakteristik Kambing Peranakan Etawah (PE) menurut Markel dan Subandryo (1997) adalah kuping menggantung ke bawah dengan panjang 18-19 cm, tinggi badan antara 75-100 cm, bobot jantan sekitar 40 kg dan betina sekitar 35 kg. Tetapi dengan pakan kwalitas bagus bobot ternak ini dapat mencapai 80 kg. Kambing PE jantan berbulu di bagian atas dan bawah leher, rambut pundak dan paha belakang lebih lebat dan panjang. Kambing PE betina memiliki rambut panjang hanya pada bagian paha belakang. Warna rambut kambing PE terdiri atas kombinasi coklat sampai hitam atau abu-abu dan muka cembung (Hardjosubroto, 1994). Ciri khas dari Kambing Peranakan Etawah atau PE adalah pada bentuk mukanya yang cembung, bertelinga panjang yang mengglambir, postur tubuh tinggi.
PARAMETER REPRODUKSI KAMBING PE
Sumber:
Atabany, S., I.K. Abdulgani, A. Sudono dan K.Mudikjo. Performa Produksi, Reproduksi dan Nilai Ekonomis Kambing Peranakan Etawah Di Peternakan Barokah. IPB. Bogor.Med. Pet. Vol. 24 No. 2
Devendra, C. & M. Bums. 1994. Produksi Kambing di Daerah Tropis. Penerbit ITB Bandung. Bandung.
Hardjosubroto, W. 1994. Aplikasi Pemuliabiakan Ternak di Lapangan. PT Gramedia Widya Sarana Indonesia, Jakarta.
Markel, R. C. dan Subandriyo. 1997. Sheep and Goat Production Handbook for Southeast Asia. 3rd ed. CV Ekha Putra, Bogor.
Pamungkas, F. A., A. Batubara, M. Doloksaribu dan E. Sihite. 2009. Potensi Beberapa Plasma Nutfah Kambing Lokal Indonesia. Petunjuk Teknis. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian.
Triwulaningsih, E. 1986. Beberapa Parameter Genetik Sifat Kuantitatif Kambing Peranakan Etawah (PE). Tesis Magister Smns Fakultas Pascasarjana IPB. Bogor.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel