page hit counter -->

KARAKTERISTIK SAPI JALITENG

Sapi Jaliteng merupakan persilangan antara sapi Bali dan Banteng Jawa. Jaliteng sendiri merupakan singkatan dari Jawa, Bali dan Banteng. Sapijaliteng merupakan perkawinan antara sapi bali dan banteng dari taman nasional baluran yang diprakarsai oleh taman safari indonesia II prigen bersama dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur. Tanda-tanda yang dimiliki bila dilihat seperti sapi Bali, yaitu warna putih pada bagian belakang paha, mulai tarsus dan carpus sampai batas pinggir atas kuku, rambut pada ujung ekor hitam, rambut pada bagian dalam telinga putih, terdapat garis belut (garis hitam) yang jelas pada bagian atas punggung. Warna tubuh ternak tersebut juga beragam, ada yang hitam dan coklat, mirip dengan sapi Bali.
Sapi Jaliteng Warna Hitam
Terdapat sedikit perbedaan pada bagian bentuk tanduk pada sapi Bali jantan. Jalannya pertumbuhan tanduk mula-mula dari dasar sedikit keluar lalu membengkok ke atas, kemudian pada ujungnya membengkok sedikit keluar, sedangkan pada sapi Jaliteng tanduk langsung mengarah ke atas seperti banteng pada umumnya. Perbedaan lainnya adalah pada betuk tubuh yang lebih kecil bila dibandingkan dengan sapi Bali.
Sapi Jaliteng Warna Coklat (antaranews.com/)
Gubernur Jawa Timur yaitu Bapak Karwo menambahkan, sebagai varietas baru, sapi Jaliteng punya banyak keunggulan. Di antaranya, bobot saat lahir bisa mencapai 20 kg, padahal sapi biasa hanya 14 kg. Sedangkan bobot maksimal saat usia dewasa bisa mencapai 1 ton. Ini berarti, tiap harinya Jaliteng mengalami kenaikan berat 0,06 kg. Untuk pejantan, Jaliteng bisa disembelih ketika berusia 2-3 tahun. Selain bobotnya yang luar biasa, Jaliteng juga mempunyai keunggulan lain, yakni tahan dari serangan penyakit yang sering menyerang sapi pada umumnya. Dia mampu bertahan dari serangan penyakit antrax, mulut, dan kuku yang selama ini masih belum ditemukan pencegahan yang benar-benar sukses. Jaliteng juga sanggup hidup di daerah tropis, terutama ketika musim kemarau tiba. Bahkan sapi jenis ini juga dapat memakan rumput yang kering.

Sumber:
antaranews.com/
surabaya.tribunnews.com/

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel