PERSONALIA PERUSAHAAN
Minggu, 16 November 2014
Edit
I.
PENDAHULUAN
Tujuan dasar dari
setiap perusahaan adalah untuk memperoleh keuntungan yang maksimal serta
meningkatkan kesejahteraan karyawannya. Untuk mencapai tujuan tersebut
dibutuhkan karyawan yang berkompeten, memiliki kinerja serta disiplin kerja
yang tinggi agar dapat memberikan kontribusi bagi perusahaan dalam mencapai
tujuan. Dalam hal ini peran seorang pemimpin perusahaan sebagai pembuat dan
pengambil keputusan sangat penting untuk dapat memberikan perhatian dan
penghargaan kepada setiap bawahannya, sehingga mereka dapat mengetahui tugas
dan kewajibannya serta paham atas kebijakan dan tujuan perusahaan.
Keberhasilan suatu
perusahaan tergantung pada sumber daya manusia yang dimilikinya, karena
besarnya kontribusi sumber daya manusia dirasakan jauh melampaui peran yang
diberikan sumber-sumber lain, seperti faktor modal, manajemen, alat-alat
produksi dan bahan baku. Pendayagunaan sumber daya manusia yang tepat dalam
mengelola suatu organisasi atau perusahaan menjadi penentu kelangsungan hidup
perusahaan, sehingga pengelolaannya harus dilaksanakan dengan sebaik mungkin
agar perusahaan memperoleh manfaat yang optimal. Pengelolaan yang tepat dari
faktor manusia adalah dengan menerapkan prinsip-prinsip manajemen personalia.
Karyawan merupakan
salah satu faktor produksi yang terpenting dalam suatu perusahaan, tanpa mereka
betapa sulitnya perusahaan dalam mencapai tujuan, merekalah yang menentukan
maju mundurnya suatu perusahaan, dengan memiliki tenaga-tenaga kerja yang
terampil dengan motivasi tinggi perusahaan telah mempunyai asset yang sangat
mahal, yang sulit dinilai dgn uang. proses pendirian suatu perusahaan baik itu
yang bergerak dalam bidang Industri maupun jasa selalu dilandasi keinginan
untuk mencapai tujuan dan sasaran tertentu. Setiap perusahaan tentu selalu
memiliki tujuan yang ingin dicapainya, tujuan dan sasaran yang ingin dicapai
setiap perusahaan sebenarnya sama yaitu mereka ingin mencapai laba yang optimal
dalam jangka panjang sehingga kelangsungan hidup dari perusahaan tersebut dapat
terjamin.
Karyawan adalah salah
satu faktor penting untuk kemajuan suatu perusahaan namun selain itu dibutuhkan
juga seseorang yang bisa merencanakan, mengarahkan, mengendalikan serta
pengawasan SDM tersebut. Sehingga, kinerja SDM yang ada diperusahaan
benar-benar bisa diandalkan serta mampu melakukan pekerjaannya secara optimal.
Secara istilah hal
tersebut sering disebut dengan “Manajemen Personalia” yaitu suatu kegiatan yang
didalamnya terdapat “perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian
atas pengadaan tenaga kerja, pengembangan, kompensasi, integrasi, pemeliharaan,
dan pemutusan hubungan kerja dengan sumber daya manusia untuk mencapai sasaran
perorangan, organisasi, dan masyarakat”.
II. ISI
Manajemen personalia adalah perencanaan, pengembangan,
pembagian kompensasi, penginterprestasian, dan pemeliharaan tenaga kerja dengan
maksud untuk membantu mencapai tujuan perusahaan, individu dan masyarakat
(Ranupandojo dan Husnan, 2002). Menurut Manullang (2001:156) menyebutkan bahwa manajeman personalia adalah ilmu yang
mempelajari bagaimana cara memberikan fasilitas untuk perkembangan, pekerjaan
dan rasa partisipasi pekerjaan dalam suatu kegiatan.
Menurut Schermerhorn
1997, rekrutmen (recruitment)
adalah proses penarikan sekelompok kandidat untuk mengisi posisi yang
lowong. Perekrutan yang efektif akan membawa peluang pekerjaan kepada perhatian
dari orang-orang yang berkemampuan dan keterampilannya memenuhi spesifikasi
pekerjaan.
Pelatihan (training) merupakan
proses pembelajaran yang melibatkan perolehan keahlian, konsep, peraturan, atau
sikap untuk meningkatkan kinerja tenaga kerja (Simamora:2006:273). Menurut
pasal 1 ayat 9 undang-undang No.13 Tahun 2003, pelatihan kerja adalah
keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan, serta
mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja
pada tingkat ketrampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan
kualifikasi jabatan dan pekerjaan.
Menurut (Hani
Handoko:2001:104) pengertian latihan dan pengembangan adalah berbeda. Latihan (training)
dimaksudkan untuk memperbaiki penguasaan berbagal ketrampilan dan teknik
pelaksanaan kerja tertentu, terinci dan rutin. Yaitu latihan rnenyiapkan
para karyawan (tenaga kerja) untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan sekarang.
Sedangkan pengembangan (Developrnent) mempunyai ruang lingkup Iebih
luas dalam upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan pengetahuan, kemampuan,
sikap dlan sifat-sifat kepribadian.
III.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Manajemen Personalia
Manajemen personalia adalah perencanaan, pengembangan,
pembagian kompensasi, penginterprestasian, dan pemeliharaan tenaga kerja dengan
maksud untuk membantu mencapai tujuan perusahaan, individu dan masyarakat
(Ranupandojo dan Husnan, 2002). Menurut Manullang (2001:156) menyebutkan bahwa manajeman personalia adalah ilmu yang
mempelajari bagaimana cara memberikan fasilitas untuk perkembangan, pekerjaan
dan rasa partisipasi pekerjaan dalam suatu kegiatan. Manajemen personalia adalah ilmu seni untuk melaksanakan antara
lain perencanaan, pengorganisasian, pengawasan, sehingga efektivitas dan
efisiensi personalia dapat ditingkatkan semaksimal mungkin dalam mencapai
tujuan (Nitisemito, 1996:143).
Manajemen
Personalia merupakan fungsi bagian dari manajemen yang berkaitan dengan
manusia khususnya bagaimana menjalin kerjasama dalam mengembangkan dan
menumbuhkan kebijaksanaan dalam
mempengaruhi orang-orang dalam organisasi maupun membantu para pimpinan untuk mengelola sumberdaya manusia yang
dimiliki perusahaan.
Manajemen
personalia sekarang diganti dengan istilah manajemen sumberdaya manusia (SDM). Jadi
dalam manajemen SDM, kegiatan-kegiatannya merupakan penjabaran dari kegiatan
fungsi manajemen personalia seperti penarikan tenaga kerja, pengembangan tenaga
kerja, pelatihan dan trainning
pegawai, dan sebagainya.
B. Tujuan Manajemen Personalia
Tujuan manajemen personalia berhubungan
dengan tujuan perusahaan secara umum. Hal ini dikarenakan manajemen perusahaan
berusaha untuk menimbulkan efisiensi dalam bidang tenaga kerja sebagai
efisiensi keuntungan dan kontinuitas. Tujuan manajemen personalia ada dua
macam, yaitu:
- Production Minded (efisiensi dan daya guna);
- People Minded (kerja sama).
Karena itu manajemen personalia ini menyangkut usaha untuk
menciptakan kondisi dimana setiap karyawan didorong untuk memberikan sumbangan
sebaik mungkin bagi majikannya, karena tidak dapat mengharapkan efisiensi yang
maksimal tanpa kerjasama yang penuh dari para karyawan.
C. Fungsi Manajemen Personalia
1.
Fungsi manajemen personalia secara
keseluruhan terdiri dari :
a. Perencanaan
Perencanaan
berarti menentukan program personalia yang akan membantu mencapai tujuan
perusahaan yang telah ditetapkan. Tujuan ini memerlukan partisipasi aktif dari
manajer personalia.
b. Pengorganisasian
Jika
perusahaan telah menentukan fungsi-fungsi yang harus dijalankan oleh
karyawannya, maka manajer personalia harus membentuk organisasi dengan
merancang susunan dari berbagai hubungan antara jabatan personalia dan
faktor-faktor fisik. Organisasi merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan.
c. Pengarahan
Apabila manajer sudah mempunyai rencana dan sudah mempunyai
organisasi untuk melaksanakan rencana tersebut, fungsi selanjutnya adalah
mengadakan pengarahan terhadap pekerjaan. Fungsi itu berarti mengusahakan agar
karyawan bekerja sama secara efektif.
d. Pengawasan
Pengawasan
adalah mengamati dan membandingkan pelaksanaan dengan rencana dan mengoreksinya
apabila terjadi penyimpangan. Dengan kata lain pengawasan adalah fungsi yang
menyangkut masalah pengaturan berbagai kegiatan sesui dengan rencana personalia
yang dirumuskan sebagi dasar analisis dari tujuan organisasi fundamental.
2.
Peranan manajemen personalia adalah
mengintegrasikan tujuan perseorangan, perusahaan maupun masyarakat.
Gambar 1.
Fungsi manajerial dan operasional dalam mencapai tujuan perusahaan secara
terpadu dari berbagai kepentingan.
a.
Fungsi
manajemen personalia secara operasionalnya terdiri dari :
1)
Pengadaan adalah menyediakan sejumlah
tertentu karyawan dan jenis keahlian yang diperlukan untuk mencapai tujuan
perusahaan. Tujuan tersebut menyangkut masalah pemenuhan kebutuhan tenaga
kerja, proses seleksi dan penempatan kerja.
2)
Pengembangan karyawan yang telah diperoleh dengan
malalui pelatihan dengan tujuan untuk mengembagkan ketrampilan.
3)
Pemberian
kompensasi adalah
pemberian penghargaan yang adil dan layak terhadap para karyawan sesuai dengan
sumbangan mereka dalam mencapai tujuan perusahaan.
4)
Pengintegrasian adalah menyangkut penyesuaian
keinginan dari individu dengan keungan pihak perusahaan dan masyarakat.
5)
Pemeliharaan adalah mempertahankan dan
meningkatkan kondisi yang telah ada.
b.
Fungsi
Manajerial Manajemen Personalia
Fungsi
manajerial selalu ada dalam tiap manajer atau pimpinan baik manajer secara
umum, manajer divisi, kepala bagian, penyelia atau pimpinan kelompok khusus
(spesialisasi). Oleh karena itu manajer personalia adalah manajer yang mau
tidak mau juga harus menjalankan fungsi-fungsi manajerial yaitu perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan. Perencanaan dari manajer
personalia ditetapkan dengan jalan Menentukan program untuk membantu proses pencapaian tujuan
dengan melibatkan partisipasi secara aktif dari manajer personalia dalam
bidang SDM. Pengorganisasian merupakan fungsi kelanjutan kegiatan yang harus dilaksanakan
setelah manajer personalia menetapkan program yang disusun. Fungsi ini
menyangkut pemilihan tenaga kerja yang telah diseleksi untuk ditempatkan sesuai
dengan pekerjaan maupun tingkat keahliannya. Dengan adanya manajer personalia,
di anggap lebih ahli dalam masalah sumberdaya manusia mengakibatkan dia sering
dimintai saran oleh manajer bagian lain jika ada masalah dengan karyawannya.
Pengarahan
merupakan fungsi manajer personalia dalam mengarahkan karyawan untuk bekerja
secara sukarela dengan efektif dan efisien demi keberhasilan perusahaan yang
sudah dimasukkan ke dalam perencanaannya. Pengawasan merupakan fungsi
manajerial dari manajer personalia untuk melakukan koreksi dan perbaikan kalau terjadi
penyimpangan dalam melaksanakan program yang ditetapkan melalui analisa
jabatan, spesifikasi jabatan atau deskripsi jabatannya.
D. Tugas Personalia
Tugas yang
paling utama dari bagian personalia adalah menyediakan tenaga kerja dalam
kualitas dan kuantitas yang dibutuhkan oleh masing-masing bagian dalam
perusahaan. Ini berarti bagian personalia memberikan layanan kepada
bagian-bagian lain agar lebih mudah melaksanakan tugasnya. Bagian personalia
harus melaksanakan tugasnya dengan baik sebagai pelayan bagi bagian-bagian lain
di dalam perusahaan, maka tugas manajemen personalia meliputi:
- Membuat anggaran tenaga kerja yang diperlukan;
- Membuat job analysis, job description, dan job spesification;
- Menentukan dan memberikan sumber-sumber tenaga kerja;
- Mengurus dan mengembangkan proses pendidikan dan pendidik;
- Mengurus seleksi tenaga kerja
- Mengurus soal-soal pemberhentian (pensiun);
- Mengurus soal-soal kesejahteraan
E. Macam-macam
Personalia
Macam-macam
personalia menurut fungsinya yaitu sebagai tenaga kerja, tenaga kerja itu
sendiri dibagi menjadi 2, yaitu :
1.
Tenaga
Eksekutif
Tenaga
Eksekutif merupakan tenaga yang ahli dalam bidangnya, menguasai manajemen
dengan baik dan mempunyai fisik kedepan dengan baik pula. Tugas pokoknya adalah
mengambil keputusan dan melaksanakan fungsi organik manajemen dengan baik : Planning, Organizing, Actuating,
Coordinating, Controlling.
2. Tenaga
Operatif
Tenaga
Operatif merupakan tenaga terampil yang menguasai bidang pekerjaannya, sehingga
setiap tugas yang dibebankan kepadanya dapat dilaksanakan dengan baik. Tugasnya
dari tenaga operatif dibagi menjadi 3, yaitu:
a. Tenaga
trampil (skilled labour)
b. Tenaga
setengah trampil (Semi skilled labour)
c. Tenaga tidak trampil (unskilled labour)
Sumber tenaga kerja
itu sendiri dapat diperoleh dengan 5 sumber :
1.
Dalam
perusahaan = promosi, transfer job
2.
Relasi
karyawan =
kualifikasi sdh diketahui
3.
Lembaga
penempatan tenaga kerja = bertugas menyalurkan tenaga kerja
4.
Lembaga
pendidikan =
permintaan langsung ke lembaga
5.
Masyarakat
Umum = dengan memasang iklan
Tenaga kerja dapat
diperoleh melalui seleksi. Tujuan dari seleksi tersebut adalah memilih tenaga
kerja yang sesuai dengan syarat yang telah ditentukan.
1. Penentuan jenis (kualifikasi) tenaga kerja :
a.
Batas
minimum/maksimum usia
b.
Pendidikan
minimal yang disyaratkan
c.
Pengalaman
kerja
d.
Bidang
keahlian yang diwakili
e.
Ketrampilan
yang dimiliki
f.
Pengetahuan
lainnya
2. Penentuan jumlah tenaga kerja (TK) :
a. Analisa
beban kerja, meliputi peramalan
penjualan (Sales Forecast), penyusunan jadwal waktu kerja dan penentuan jumlah
tenaga kerja yang dibutuhkan untuk membuat satu unit barang, yang merupakan
dasar penentuan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk melaksanakan satu
beban kerja pada satu periode tertentu.
b. Analisa
tenaga kerja, untuk menghitung jumlah tenaga kerja yang sesungguhnya dapat
tersedia pada satu periode tertentu. Karena tdk sepenuhnya tenaga kerja semua bekerja dengan alasan izin,
cuti, tidak masuk kerja atau pensiun.
3.
Proses
Seleksi
a. Pengisian formulir atau penyotiran
lamaran-lamaran yang masuk
b. Wawancara pendahluan
c. Psycho-Test
d. Wawancara lanjutan
e. Pengujian referensi
f. Pengujian kesehatan
g. Masa orientasi
4.
Pengembangan
Karyawan
Terdapat 2 metode pengembagan karyawan yaitu :
a. Dilaksanakan didalam dan oleh perusahaan
sendiri (On The Job Training)
b. Dilaksanakan diluar perusahaan dan oleh
lembaga lain (Off The Job Training)
5.
Kompensasi
Kompensasi adalah imbalan jasa yang diberikan
secara teratur dan dalam jumlah tertentu oleh perusahaan kepada para karyawan
atas kontribusi tenaga yang telah diberikan untuk mencapai tujuan perusahaan. Terdapat
3 macam teori upah yakni ekonomi:
a. Teori Pasar
Konsep ini menganggap bahwa upah ditentukan oleh hasil
proses perundingan antara karyawan sebagai penjual tenaga dengan manajemen
sebagai pembelinya.
b. Teori Standard Hidup
Teori ini menyatakan bahwa upah harus dapat diberikan
sebagai jaminan kepada buruh untuk menikmati hidup dengan layak dan pengusaha
harus memberikan upah cukup tinggi serta memberikan servis lain seperti jaminan
hari tua, pendidikan, tabungan dan hiburan.
c. Teori Kemampuan Untuk Membayar
Teori ini mempunyai anggapan bahwa tingkat pembayaran harus
didasarkan pada kemampuan perusahaan untuk membayar.
6.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi tingkat upah
Besar kecilnya tingkat upah bagi
buruh, dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
a. Pasar tenaga kerja
b. Tingkat upah yang berlaku didaerah
yang bersangkutan
c. Tingkat keahlian yang diperlukan
d. Situasi laba perusahaan
e. Peraturan Perintah.
7.
Metode
Pengupahan
a. Upah Langsung (Straight Salary)
Merupakan
bentuk pembayaran upah yang paling sederhana, pada umumnya diwujudkan dalam
bentuk sejumlah uang yang dibayarkan atas dasar satuan waktu tertentu, misalnya
harian, bulanan dan bahkan tahunan.
b. Gaji (Wage)
Dasar
metode upah ini adalah lama waktu untuk mengerjakan suatu pekerjaan atau
dihitung menurut upah perjam tanpa memperhatikan kualitas dan kuantitas produk
yang dihasilkan.
c. Upah Satuan (Piece Work)
Pada
metode ini upah yang dibayarkan kepada karyawan menurut jumlah produk ynag
telah dihasilkan.
d. Komis
Merupakan
sejumlah uang yang dibayarkan (biasanya didasarkan atas presentase dan harga
jual) untuk setiap unit yang dapat diproduksi.
e. Premi Shift Kerja (Shift Premium)
Merupakan
upah yang diberikan kepada karyawan pabrik yang bekerja diluar jam kerja normal.
f. Tunjangan Tambahan (Frige Benefit)
8.
Upah
Insentif
Karakteristik pokok dari upah
intensif yang baik adalah :
a. Harus menunjukan penghargaan kepada
karyawan atas produktivitasnya.
b. Harus dapat dipakai untuk mencapai
tujuan produktif perkaryawanan secara layak.
c. Tambahan upah yang diperoleh
karyawan harus paling sedikit diseimbangkan dengan biaya produksi terendah.
9.
Macam-Macam
Bentuk Upah Insentif
a.
Full Participation Plan
Full Participation Plan merupakan upah intensif untuk
karyawan pabrik dimana ekstra pada tugas mereka dan dapat menghasilkan produksi
tambahan.
b.
Group Insentif Plan
Insentif
ini diberikan kepada sekelompok karyawan apabila mereka terbukti dapat
menunjukkaan hasil yang menguntungkan, seperti :
1) Peningkatan Produktifitas
2) Penurunan Biaya Tenaga Kerja Perunit
3) Perbaikan Kualitas Produk
4) Pengurangan Tingkat Kerusakan Produk
Yang Dihasilkan.
IV.
KESIMPULAN
Manajemen personalia adalah perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atas pengadaan tenaga kerja,
pengembangan, kompensasi, integrasi, pemeliharaan, dan pemutusan hubungan kerja
dengan sumber daya manusia untuk mencapai sasaran perorangan, organisasi, dan
masyarakat. Untuk dapat mengembangkan manajemen personalia maka kita harus
sadar bahwa manusia bukanlah benda mati sebab manusia mempunyai perasaan,
mereka dapat gembira dan sakit hati , mereka dapat senan dan susah , mereka
bukan hanya memerlukan kebutuhan materi tetapi juga mereka juga sering
mengharapkan penghargaan dan pengakuan. Oleh karena demikiaan banyak factor
yang merupakan asfek dalam kehidupan manusia dalam hubungannya antara satu
dengan yang lain, maka untuk mengembangkannya perlu pengetahuaan tentang
fsikologi, hubungan tentang manusia agama,adat-istiadat dan sebagainya. Memang harus
kita akui bahwa makin kecil suatu perusahaan, maka makin kecillah peranan
menajemen personalia. Sebaliknya dengan makin besarnya suatu perusahaan maka
makin besarlah peranan manajemen personalia.
DAFTAR PUSTAKA
Alex S.
Nitisemito, 1996. Manajemen
Personalia. Graha Indonesia. Jakarta.
Ranupandojo, H dan Suad Husnan. 2002. Manajemen Personalia. Edisi 4. Pustaka
Binawan Presindo. Yogyakarta.
Manullang. M., Marihot. Manullang. 2001. Manajemen Personalia. Gajah Mada
University Press. Yogyakarta.
Schermerhorn,
Jhon R., James G.Hunt, & Richard N. Osborn. 1997. Managing Organizational Behavior. John Wiley & Sons Inc. New
York.
Simamora,
henry. 2006. Manajemen Sumber Daya
Manusia Edisi III. STIE YKPN. Yogyakarta.
Handoko, T. Hani. 2001. Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia, Edisi Kedua. BPFE.
Yogyakarta.