LAPORAN PRAKTIKUM ILMU TANAMAN MAKANAN TERNAK
Rabu, 12 Maret 2014
Edit
A. Latar Belakang
Makanan
hijauan adalah semua bahan makanam yang berasal dari tanaman yang berbentuk
dauan-daunan. Yang termasuk dalam kelompok
makanan hijaun ialah bangsa rumput (gramineae), leguminose dan hijaun
tumbuhan lain seperti daun nangka, daun waru dan lain sebagainya.
Sebagai
makanan ternak hijauan memang berperanan sangat penting, sebab hijaun
mengandung hampir semua zat yang diperlukan ternak. Khususnya di Indonesia, bahan hijauan memang
berperan istimewa karena bahan tersebut diberikan pada jumlah yang besar.hal
ini dapat dibuktikan, ternak seperti kerbau, sapi, domba dan kambing yang
diberi pakan hijauan sebagai makanan tunggal, masih bisa mempertahankan
hidupnya, bahkan manpu tumbuh dan berkembang biak. Bagi masyarakat peternak,
termasuk petani peternak, telah terbisaa atau tidak asing lagi menggunakan
hijauan sebagai sebagai bahan makanan ternak.
Seiring perkembangan peternakan di
Indonesia maka kita diusahakan membudidayakan pakan ternak terutama bangsa
rumput karena bahan pokok dari makanan ternak. Penanaman ini harus dikelola
dengan baik dan teratur sehingga kebutuhan akan pakan tenak tercapai.
Pengembangan pakan ternak ini juga akan menambah jumlah hewan tenak sehingga
kebutuhan daging dalam negeri akan bisa terpenuhi. Jenis rumput yang
dikembangkan merupakan rumput yang cocok bagi hewan ternak.
Produktifitas
ternak ruminansia seperti sapi (potong dan perah), kerbau, kambing dan domba,
salah satunya ditentukan oleh faktor pakan (ransum)-nya. Pakan utama ternak
ruminansia pada dasarnya adalah hijauan. Agar ternak ruminansia dapat
menghasilkan produksi yang tinggi diperlukan pakan hijauan yang cukup baik
kuantitas maupun kualitasnya. Dan untuk menyediakan hijauan pakan ternak
diperlukan pengetahuan tentang jenis–jenis tanaman makanan ternak serta cara –
cara pengelolaannya.
Palabilitas adalah hasil
keseluruhan factor – factor yang menentukan apakah dan sampai tingkat mana
sesuatu makanan menarik bagi hewan, dengan demikian palabilitas dapat dianggap
sebagai penghubung antara rumput dengan hewan yang merumput dan oleh berbagai
ahli dianggap lebih penting dari nilai gizi. Karena bersifat relatif,
palabilitas dipengaruhi oleh berbagai factor misalnya, hewan itu sendiri, fase
pertumbuhan dan kondisi
hijauan, kesempatan memilih
makanan yang lain dan tata laksana serta pemupukan hijauan.
B. Tujuan :
Tujuan dari Praktikum Ilmu Tanaman Makanan
Ternak ini adalah mengetahui pertumbuhan dan banyaknya tiller tanaman rumput
raja dengan penggunaan pupuk urea, pupuk kandang, pemotongan batang dan cara-cara pengelolaan (managemen) tanaman
makanan ternak (hijauan) serta identifikasinya, mengetahui jenis-jenis legume
dan gramineae yang dapat / tidak dapat dimakan oleh ternak.
C. Manfaat
Praktikum
Manfaat dari praktikum ilmu makanan ternak
yang telah dilakukan adalah agar mahasiswa memiliki pengetahuan dan ketrampilan
dalam memanejemen, identifikasi
jenis–jenis gramineae dan leguminoceae serta pengelolaan
tanaman makanan ternak sebagai bagian dari usaha peternakan ruminansia secara keseluruhan.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Hijauan
Pakan Ternak
Kebanyakan
makanan ternak dapat di kelompokkan menjadi dua jenis secara garis besar, yaitu
hijauan dan konsentrat. Hijauan
ditandai dengan jumlah serat kasar yang relatif banyakpada bahan keringnya.
Hijauaan dapat dibagi lagi menjadi hijauan kering dan hijauan segar, dimana
hijauan segar mengandung banyak air. Sumber terbanyak dari hijauan adalah
rumput-rumputan. (Williamson, 1993)
Secara teknis diketahui bahwa ruminant
mempunyai potensi biologis untuk dapat menggunakan hijauan dengan baik sebagai
bahan makanan utamanya. Hijauan terutama rumput relative lebih mudah ditanam
atau dipelihara ssehingga harga sumber energi lebih murah dibandingkan dengan
tanaman sumber karbohidrat lainnya. Akan tetapi di lain pihak, hewan dapat
mengadaptasi diri terhadap berbagai keadaan lingkungan termasuk
pemeliharaan intensif, apalagi dibantu
dengan proses seleksi.
(Parrakkasi, 1999)
Bahan makanan menyediakan zat-zat makanan
yang dapat digunakan untuk membangun dan menggantikan bagian-bagian tubuh dan
menciptakan hasil-hasi produksinya seperti susu, telur, dan wol. Bahan makanan harus pula memberikan energi
untuk keperluan proses-proses tersebut. Setelah disapih sebagian besar dari
ternak memperoleh makanan dari tumbuh-tumbuhan. (Anggorodi, 1979)
Untuk penyebaran rumput-rumput tropika
dengan cara vegetatif, stek-stek batang (misalnya rumput benggala dan gajah)
dapat ditanam dengan yang sama seperti pada tebu. Pada jenis-jenis yang
membentuk rhizoma atau stolen dapat digunakan potongan-potongan rhizoma atau
stolen sebagai bahan penanaman dengan cara ditaburkan di atas tanah kemudian
dibenamkan ke dalam tanah dengan bajak. (Mcilroy, 1976)
Bahan makanan adalah bahan yang dapat
dimakan, dicerna dan digunakan oleh hewan. Secara umum dapat dikatakan bahwa
makanan adalah bahan yang dapat dimakan. Rumput, hijauan kering, bekatul dan
produk olain adalah bahan makanan ternak, tetapi tidak semua komponen dalam
bahan makanan ternak tersebut dapat diserap olel ternak. (Tillman, 1989)
B.
Rumput-rumputan (Gramineae)
Rumput-rumputan
dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu rumput unggul dan rumput lapangan.
Termasuk rumput unggul adalah rumput gajah, benggala, setaria, bede sedangkan
yang termasuk rumput lapangan adalah rumput kawat, rumput lamaran, rumput teki
dan lain sebagainya (Buletin Informasi Pertanian, 1982).
Rumput-rumputan merambat cenderung tumbuh
pada tepi dan diantara semak-semak dan tumbuhan berkayu. Batangnya sering kali
sangat tipis serta rapuh dan kemungkinan kasar. Contoh khas dari tipe ini
adalah rumput-rumput melinia, yaitu Andropeterum stolziI, Hyparrheia
cymbaria dan Ehrharta abyssinica. ( Mcilroy, 1997 )
Tanaman rumput yang ditanam dengan bahan
pols, bagian vegetatifnya harus dipotong. Hal ini dimaksudkan agar tanaman baru
ini tidak terlampau banyak penguapan sebelum sistem perakarannya bisa aktif
menyerap air dan setiap pols yang hendak di tanam minimal terdiri atas 2-3 batang rumput dan
harus di ambil dari bagian rumput yang ada di tepi. ( AAK, 1993 )
Jagung yang ditanam pada musim labuhan
(awal musim hujan ) bisaanya kurang mendapatkan air yang cukup pada awal
pertumbuhannya dan pada saat pengisian biji mengalami kebanjiran. Penanaman
jagung pada awal musim kemarau bisaanya mengalami kekeringan pada saat
berbunga. Sedangkan jagung yang diusahakan pada musim kemarau hamper selalu
memderita kekeringan selama pertumbuhan. ( Mahyuddin, 1996 )
Tumbuhan padi ( Oriza sativa L )
termasuk golongan graminae yang ditandai dengan batang yang tersusun dari
beberapa ruas. Ruas-ruas itu merupakan bubung kosong yang ditutup oleh buku
pada kedua ujung bubungnya. Panjangnya ruas tidak sama, ruas terpendek pada
pangkal batang. Ruas tang kedua, ketiga, dan seterusnya adalah lebih panjang
dari pada ruas yang didahuluinya ( Handrian, 1978 )
C.
Kacang-kacangan (Leguminoceae)
Pada
umumnya dalam cara tanam sistem campur leguminoceae di daerah tropis tumbuh lebih lambat daripada
tanaman gramineae. Agar kedua jenis tanaman bisa tumbuh dengan
bersama-sama dalam jalur, maka jalur gramineae dan leguminoceae
tersebut harus disusun bersilangan dan harus sering dipotong agar legumnoceae
tumbuh serempak. (Anonious, 1983 )
Kacang
hijau mempunyai akar dengan cabang-cabang yang sempurna dan meluas. Umur varietas-varietas berbeda-beda walau
ditanam pada lingkungan yang sama. Pada lingkungan yang baik produksi maksimum
mencapai 2500-2800 kg/ha ( Soeprapto, 1989 ).
Kacang tanah pada pola tumpang sari dengan
jagung dilaksanakan dengan cara ditugal atau ditarik dengan jarak tanam 25x20
cm. Satu tanaman atau lubang,
jada di antara barisan jagung terdapat 8 baris tanaman kacang tanah. Pada pola
monokultur sama dengan jarak tanam pada pola tumpang sari. (Juanda, 1994 )
Tanaman kacang kapri diduga berasal dari
daerah Eropa Timur atau Asia Barat. Kacang kapri yang diambil bagian bijinya
banyak dimanfaatkan menjadi kapri kaleng dan beku. Kedua olahan biji kapri ini
dipasarkan dan dikenal dengan nama green peas dan sweet peas. Selain kedua
jenis produk biji kapri tersebut, biji kapri juga dapat diolah menjadi kapri
goreng.
( Rahayu, 1994 )
Kedelai merupakan adalah salah satu
tanaman sumber protein yang penting di Indonesia. Berdasarkan luas panen di Indonesia
kedelai mempunyai urutan ketiga sebagai tanaman palawija setelah jagung dan ubi
kayu. Rata-rata luas pertanam pertahun sekitar 703878 ha dengan
total produksi 518204 ton. ( Suprapto, 1989 )
D.
Rumput Raja (Pennisetum hibrida)
Rumput
raja (Pennisetum hibrida) berasal dari Afrika Tropik). Rumput raja
tumbuh berumpun dan hidup selam beberapa musim. Tinggi setiap buluhnya bisa
mencapai 3 m lebih, tepi daunnya kasar. Rumput ini sudah dibudidayakan untuk
pakan ternak. Perbanyakannya dapat melalui rumpun dari potongan-potongan
buluhnya (Veronica, 1998).
Rumput
raja dapat tumbuh pada dataran tinggi, sedang maupun dataran rendah. Penanaman
tumput raja sebaiknya dilakukan pada awal
musim penghujan terutama untuk tanah tadah hujan, agar pada waktu musim
kemarau akar tanaman sudah kuat. Penanaman pada musim kemarau perlu
diperhatikan adanya genangan air yang dapat mengakibatkan stek membusuk (Soedomo,1995).
Rumput raja merupakan persilangan antara rumput gajah dengan Pennistum
thypoides berumur setahun. Rumput raja dapat tumbuh di dataran rendah
hingga dataran tinggi, tempat yang sesuai untuk pertumbuhannya berkisar antara
0–1500 m di atas permukaan laut dengan curah hujan antara 1000 – 2500 mm /
tahun (Budiman dan Syamsimar, 1994).
Rumput raja (Pennisetum hibrida)
adalah tanaman rumput yang tumbuh tegak dengan ketinggian 2-4 meter.Rumput raja
merupakan hasil persilangan antara Pennisetum purpureum dan
Pennisetum thypoides.Adapun perbanyakan tanamannya adalah dengan 2 cara
yaitu pols (sobekan/potongan dari rumpun) dan stek (potongan batang).Rumput
raja ini biasanya mempunyai perakaran yang dalam (Rismunandar, 1989).
III. MATERI DAN
METODE
A.
Tempat dan Waktu Praktikum
1.
Pengelolaan Tanaman Makanan Ternak
Praktikum Ilmu Tanaman
Makanan Ternak dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 24 April 2012 pukul 13.00
WIB – 15.00 WIB, di Kebun Percobaan Jatikuwung, Karanganyar.
2.
Identifikasi Tanaman Makanan Ternak
Praktikum
Ilmu Tanaman Makanan Ternak dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 28 April 2012,
pukul 13.00 WIB–15.00 WIB, di Kebun Percobaan Jatikuwung, Karanganyar.
3.
Pemanenan (Defoliasi)
Praktikum
Ilmu Tanaman Makanan Ternak dilaksanakan pada hari Sabtu, 24 Mei 2012 pukul
14.00 WIB–16.00 WIB ,di Kebun Percobaan Jatikuwung, Karanganyar
B.
Materi Pratikum
1.
Alat
a. Sabit
b. Cangkul
kecil
c. Ember
d. Timbangan
e. Plastik
f. Corong
2.Bahan
a. Pupuk
urea
b. Pupuk
kandang
c. Herbisida
d. Pohon
gramineae
e. Pohon
leguminoceae
C. Metode
1.
Menanam runput raja dengan penggunaan pupuk
a. Membersihkan
sekitar rumput dari rumput pengganggu atau gulma
b.
Lubangan
di sela–sela rumput disemprot dengan herbisida.
c. Menyirami
dengan air
d. Pada
petak I diberi pupuk urea 75 gram, II pupuk kandang 750 gram dan pada petak III
campuran kandang dan 375 gram dan urea 37,5 gram.
e.
Penghitungan
jumlah tiller dan tinggi rumput.
f.
Penghitungan
jumlah tiller dan tinggi rumput setiap seminggu sekali
g.
Penyiraman
dilakukan setiap hari dua kali pada pagi dan sore.
2.
Menanam runput raja dengan pemotongan batang
a. Membersihkan sekitar rumput dari rumput
pengganggu atau gulma
b. Lubangan di sela – sela rumput disemprot
dengan herbisida.
c.
Menyirami dengan air
d.
Pada petak I, II, III diberi pupuk, II pupuk kandang
750 gram dan pada petak III campuran kandang dan 375 gram dan urea 37,5 gram.am
e. Penghitungan jumlah tiller dan tinggi
rumput.
f. Penghitungan jumlah tiller dan tinggi
rumput setiap seminggu sekali
g. Penyiraman dilakukan setiap hari dua kali
pada pagi dan sore.
3.
Pengenalan Jenis Gramineae dan Lugumineceae
a. Melihat dan mengamati bebagai tanaman
gramineae dan leguminoceae di kebun percobaan
b. Mengenali jenis tanaman dengan mengamati bentuk daun, bentuk bunga, dan
batang tanaman.
IV. HASIL DAN PENGAMATAN
A.
Pertumbuhan Rumput Raja
Hasil pengamatan pertumbuhan rumput raja
pada respon batang yang ditinggalkan
Tabel 4.1 Pertumbuhan rumput
raja pada pemotongan batang
PETAK
|
HARI KE
|
||||
I
|
1
|
7
|
14
|
21
|
28
|
Tinggi batang (cm)
Jumlah tiler
Prod. Hijauan (kg)
Prod. Hijauan (ton/ha/th)
|
5
14
-
-
|
21
70
-
-
|
34
110
-
-
|
83
142
-
-
|
120
150
1,6
1920
|
II
|
|||||
Tinggi batang (cm)
Jumlah tiler
Prod. Hijauan (kg)
Prod. Hijauan (ton/ha/th)
|
10
9
-
-
|
17
20
-
-
|
24
37
-
-
|
100
111
-
-
|
110
121
0,5
60
|
III
|
|||||
Tinggi batang (cm)
Jumlah tiler
Prod. Hijauan (kg)
Prod. Hijauan (ton/ha/th)
|
20
16
-
-
|
38
28
-
-
|
46
41
-
-
|
92
63
-
-
|
100
78
1,3
1560
|
Pada percobaan ini dilakukan terlebih
dahulu pemeliharaan rumput raja dengan penyiangan dan penyiraman. Pada petak I
kita melakukan pemotongan dengan panjang 5 cm, petak II dengan 10 cm dan petak
III dengan pemotongan batang 20 cm. Hasil dari pertumbuhan tanaman
tersebut pada hari ke-28 adalah pada
petak I tinggi tanaman 120 cm dan jumlah
tillernya adalah 150 dengan hasil produksinya 1,6 kg, Produksi hijauan 192
ton/ha/tahun. Pada petak ke II di peroleh tinggi tanaman 110 cm dan banyaknya tiller adalah 121 buah, dengan
hasil produksinya 0,5 kg, Produksi hijauan 264 ton/ha/tahun sedangkan pada
petak yang ke III dapat kita peroleh tinggi tanaman yaitu 100 serta jumlah
tiller yaitu 78 buah dengan hasil produksinya 1,3 kg, Produksi hijauan 360
ton/ha/tahun.
Hasil pengamatan pertumbuhan rumput raja
pada pemberian pupuk
Tabel 4.2 Pertumbuhan rumput raja pada pemberian pupuk
PETAK
|
HARI KE
|
||||
I
|
1
|
7
|
14
|
21
|
28
|
Tinggi batang (cm)
Jumlah tiler
Prod. Hijauan (kg)
Prod. Hijauan (ton/ha/th)
|
5
12
-
-
|
15
35
-
-
|
28
59
-
-
|
76
105
-
-
|
93
119
1
120
|
II
|
|||||
Tinggi batang (cm)
Jumlah tiler
Prod. Hijauan (kg)
Prod. Hijauan (ton/ha/th)
|
5
13
-
-
|
13
38
-
-
|
28
60
-
-
|
56
102
-
-
|
76
115
1
120
|
III
|
|||||
Tinggi batang (cm)
Jumlah tiler
Prod. Hijauan (kg)
Prod. Hijauan (ton/ha/th)
|
5
12
-
-
|
14
53
-
-
|
24
134
-
-
|
50
146
-
-
|
76
161
0,7
84
|
Sumber: Laporan sementara
Keterangan
:
I.
Menggunakan pupuk buatan (urea)
II.
Menggunakan pupuk kandang
III. Tanpa diberi pupuk
Pembahasan
Dalam usaha meningkatkan produktivitas ternak,
terutama ternak ruminansia, diperlukan hijauan yang tersedia sepanjang
tahun, kualitas baik dan penanamannya mudah. Ada beberapa jenis rumput unggul diantaranya adalah rumput raja, setaria (Pennisetum
purpureum) dengan jawawut mutiara (Pennisetum lyphoides).
Rumput
raja sudah menyebar ke sluruh pelosok tanah air karena kandungan zat makanan
cukup tinggi, produksi tinggi, dan umur panen yang pendek. Tempat yang sesuai
untuk pertumbuhannya berkisar antara 0-1500 m di atas permukaan laut (dpl)
dengan curah hujan antara 1000-2500 mm/tahun. Bila pengolahan tanah tidak
memenuhi syarat dan tanahnya kurang subur maka pertumbuhan dan produksi hijauan
akan lebih rendah dibandingkan dengan rumput gajah. Karena itu penanaman rumput
raja dapat dilakukan jika persyaratan untuk mendukung pertumbuhannya terpenuhi.
Pada percobaan ini dibagi menjadi tiga petak,
petak I diberi pupuk urea 75 gram, petak II diberi kandang 7500 gram dan petak
III tidak diberi pupuk. Penyiraman dilakukan setiap hari sebanyak dua kali
yaitu pada waktu pagi dan sore hari. Dari tabel 4.2 pertumbuhan rumput raja
dapat kita ketahui bahwa peranan pupuk sangat mempengaruhi
pertumbuhan rumput raja. Pada hari ke-28 pada petak I dengan pupuk urea
diperoleh tinggi tananam 93 cm, jumlah tiller 119, hasil produksinya 1 kg. Pada
petak II dengan pupuk kandang diperoleh tinggi batang 76 cm, jumlah tiller 115,
hasil produksinya 1 kg. Dan pada petak III tanpa pupuk diperoleh tinggi batang 76
cm, jumlah tiller 161 hasil produksinya 0,7 kg.
Dari hasil percobaan ini dapat disimpulkan bahwa
pertumbuhan rumput sangat dipengaruhi oleh perlakuan-perlakuan selama
pemeliharaan, misalnya pemotongan batang yang meliputi panjang dan ros dari batang,
variasi pupuk, porsi pemberian pupuk, dan penyiraman. Hal yang sering terkait
adalah jumlah tiller dan tinggi rumput dari tanaman itu sendiri
B.
Identifikasi Rumput ( gramineae)
1. Hasil
Pengamatan Jenis-Jenis Rumput (Gaminoceae)
Tabel 4.3 Jenis – Jenis Tanaman Rumput ( Gramineaceae)
No
|
NAMA RUMPUT
|
CIRI-CIRI KHUSUS
|
||||||
Tipe tumbuh
|
Tinggi tanaman (m)
|
Tipe daun
|
Panjang daun (cm)
|
Lebar daun (cm)
|
Leaf blade
|
Leaf sheat
|
||
1
|
Pennisetum purpurium
|
Tegak
|
3-4,5
|
Tunggal
|
60-100
|
2-5
|
Berbulu
|
Putih
|
2
|
Pennisetum hibrida
|
Tegak
|
2-4
|
Tunggal
|
60-100
|
3-5
|
Tidak berbulu
|
Putih
|
3
|
Eleusin indica
|
Tegak
|
0,3-0,6
|
Tunggal
|
5-10
|
0,5-1
|
Tidak berbulu
|
Putih
|
4
|
Zea mays
|
Tegak
|
1-3
|
Tunggal
|
50-80
|
5-8
|
berbulu
|
Putih
|
5
|
Oryza sativa
|
Tegak
|
0,8-1,2
|
Tunggal
|
30-60
|
2-4
|
Berbulu
|
Hijau
|
6
|
Cyperus rotundus
|
Tegak
|
0,03-0,1
|
Tunggal
|
1-3
|
0,1-0,5
|
Tidak berbulu
|
Hijau
|
7
|
Imperata cilyndrica
|
Tegak
|
0,7-1,2
|
Tunggal
|
30-70
|
2-4
|
berbulu
|
putih
|
8
|
Sorghum sudanenses
|
Tegak
|
2,5-3
|
Tunggal
|
50-70
|
5-7
|
berbulu
|
putih
|
9
|
Brachiaria mutica
|
Tegak
|
0,6-0,9
|
Tunggal
|
60-80
|
2-4
|
berbulu
|
putih
|
Sumber :
Laporan Sementara
2. Pembahasan
Identifikasi Rumput (Gramine)
1 Pennisetum hibrida
Rumput ini memiliki daun dengan lebar 5-10 cm
dengan tinggi kurang lebih 2-3 m. Pennisetum hibrida merupakan hasil
persilangan antara rumput gajah dengan jawawut mutiara yang telah berumur
setahun. Rumput ini dapat hidup di dataran rendah sampai tinggi tempat yang
sesuai untuk pertumbuhanya berkisar antara 0-1500 M di atas permukaan laut
dengan curah antara 1000-2500 mm/th. Tanaman ini dibudidayakan para peternak
karena mempunyai serat kasar yang cukup tinggi dan kandungan proteinnya yang
cukup banyak.(Budiman dan Syamsidar,1994)
2. Pennisetum purperuim
Pennisetum
purperium adalah rumpu gajah yang dapat tumbuh dengan baik pada tanah dengan
struktur ringan, sedang, dan berat. Selain itu rumput ini dapat tumbuh pada
tanah yang bersifat asam dan alkalis. Tanaman ini membentuk rumpun dengan
tumbuh tegak dan dapat ditanam dengan legume sebagai tanaman tumpang
sari.
(Budiman
dan Syamsidar,1994)
3. Eleusine indica
(belulang)
Belulang merupakan salah satu tanaman semusim
yang berumur pendek dan berkembang baik pada ketinggian 200 m diatas permukaan
laut. Tanaman ini sering disebut gulma karena kurang baik untuk pakan ternak ini dapat dilihan dari kandungan protein dan
serat kasar yang tidak cocok buat ternak. Tanaman ini mempunyai ciri yaitu mempunyai batang yang berbentuk,
menempel pipih, pelepah menempel kuat, lidah daun pendek seperti selaput dan
tumbuh dalam rumpun dan batang sering kali bercabang daun terdiri dari dua
baris, tetapi kasar pada tiap ujung.
4. Zea mays (jagung)
Zea
mays merupaka tanaman yang tumbuh tegak yang mempunyai ketinggian 1-3 m .
Tanaman ini dapat tumbuh kuat, berumpun sedikit, batang tertekan, massif, pada pangkal kerap
kali dengan akar tunjang. Helaian daun berbentuk pita dengan lebar 3 – 12 cm.
Anak gulir berkelamin 1 serumah, yang jantan berkumpul pada ujung batang
menjadi bulir yang rapat, yang betina menjadi bulir yang solitair, berdiri
sendiri, di ketiak daun berbentuk tongkol.
5. Oryza
sativa (Padi )
Padi merupak tanaman yang tumbuh tegak kurang
dari 1,5 m. Tumbuhan ini bersifat merumpun artinya tanaman ini anak beranak.
Demikianlah umpamannya bibit yang sebatang saja ditanamkan dalam waktu yang
sangat singkat telah dapat membetuk dapuran dimana terdapat 20-30 atau lebih
anakan atau tunas baru Tanaman ini
membutuhkan air yang cukup untu tumbuh. Bisaanya pemberian pakan pada ternak pada keadaan kering. (Siregar, 1981 ).
6. Cyperus rotundus
(rumput teki)
Merupakan
tanaman gulma yang mampu tumbuh dan berkembang dengan cepat karena mempunyai
kemampuan beradaptasi tinggi baik terhadap lingkungan panas dingin maupun pada
lingkungan yang tinggi dan rendah serta ada ada berbagai jenis tanah yang
beragam. Perakaran tanaman ini adalah berbentuk serabut serta terdapat umbi
yang dapat tumbuh kembali apabila terdapat cukup air dengan intensitas tiga
minggu setelah pertumbuhan awal. Teki dapat tumbuh meluas khususnya di daerah
tropis kering, bekisar pada ketinggian 1–1000 m dpl, dan curah hujan antara
1500–4000 mm per tahun. Umbi teki akan cepat bertunas kurang lebih 7 hari pada keadaan lembab
dengan suhu 10o – 40oC. Jumlah umbi teki per hektar
dengan kedalaman kurang lebih 15 cm dapat mencapai 2 juta. Pertumbuhan umbi teki tergantung pada suhu
dan intensitas cahaya serta kedalamannya.
7. Imperata
cylindrica (alang-alang)
Alang-alang
adalah gulma rumput yang paling serius ditanah hutan yang terbuka, tetapi
umumnya bukan masalah di padang rumput alam. Hanya daun baru yang masih segar
punya kecernaan yang cukup baik dengan kandungan gizi yang cukup. Sekali
memanjang daunnya menjadi berserat walaupun masih tampak hijau sehingga bakteri
rumen sangat lambat untuk mencerna bahan ini .
8. Sorghum sudanenses
Rumput ini mempunyai
perakaran yang luas tumbuh tegak, membentuk rumpun, daun lebat dan kuat serta
berwarna hijau tua halus bagian tepinya kasar tulang daun berwarna putih
ketinggian rumput ini mencapai 2,5-3 m bisaanya ditanam bersama legume.
Rumput ini tahan terhadap kekeringan dan tidak tahan terhadap lembab dan
dingin. (Anonimus,1993). Anak
gulir betina dalam 8 baris vertical / lebih dan berkumpul berpasangan. Bakal
buah berbentuk telur, tangkai putik sangat panjang dengan ujung yang bercabang
2 yang pendek. Buah
masak kuning / ungu, panjang tongkol masak adalah 8-20 cm.
9.
Braciaria mutica
Rumput ini tumbuh pada
tanah berstruktur sedang sampai berat dengan ketinggian 0-1000 m serta tahan
tanah asam dan netral tetapi tidak tahan terhadap tanah asin tetapi tahan
terhadap kekeringan dan genagan. Rumput ini dapat ditanam bersama legume tumbuh
tegak dan menjalar dengan panjang batang 4-4,5 m. Pada batang dan rumput ini
banyak mengandung bulu. (Anonimus, 1993)
C.
Identifikasi Kacang - kacangan (Leguminoceae)
1.
Hasil Pengamatan Jenis – Jenis Kacang –kacangan (Leguminoceae)
Tabel 4.4 Jenis – Jenis
Kacang –kacangan (Leguminoceae)
No
|
NAMA KACANG-KACANGAN
|
CIRI-CIRI KHUSUS
|
|||||
Tipe tumbuh
|
Tipe daun
|
Bentuk daun
|
Warna daun
|
Tipe bunga
|
Warna bunga
|
||
1
|
Centrosema pubescens
|
Menjalar
|
Tripoliat
|
oval
|
hijau
|
Bulat
|
Ungu
|
2
|
Calopogonium munuocides
|
Menjalar
|
Peripinate
|
Lonjong kecil
|
Merah
|
Polongan bulat
|
Merah muda
|
3
|
Sesbania glandiflora
|
Tegak
|
Peripinate
|
Lonjong
|
Hijau
|
Bulat
|
Putihmerah
|
4
|
Leucaena leucocepala
|
Tegak
|
Peripinate
|
Lonjong kecil
|
Hijau
|
bulat
|
Putih
|
5
|
Memosa pudica
|
Menjalar
|
Peripinate
|
Lonjong kecil
|
Merah
|
Polongan bulat
|
Merah muda
|
6
|
Memosa invusa
|
Menjalar
|
Peripinate
|
Lonjong kecil
|
Hijau
|
Bulat
|
Ungu
|
7
|
Glysine soya
|
Tegak
|
Trifoleat
|
Piramit
|
Hijau
|
Bulat
|
Ungu
|
8
|
Arachis hipogea
|
Tegak
|
Peripinate
|
Elips
|
Hijau
|
Bulat
|
Ungu
|
9
|
Phaseolus calcaratus
|
Menjalar
|
Trifoleat
|
Piramit
|
Hijau
|
Bulat
|
Ungu
|
10
|
Ashyomene ameicana
|
Menjalar
|
Trifoleat
|
Piramit
|
Merah
|
Bulat
|
Putih
|
11
|
Phitecolobium saman
|
Tegak
|
Peripinate
|
Lonjong
|
Hijau
|
Kupu-kupu
|
Ungu
|
12
|
Glirisida sepium
|
Tegak
|
imperipinate
|
Elips
|
Hijau
|
Kupu-kupu
|
Merah muda
|
13
|
Vignan sinensis
|
Tegak
|
Imperipenite
|
Lonjong
|
Hijau
|
bulat
|
Ungu
|
Sumber :
Laporan Sementara
2. Pembahasan Jenis – Jenis Kacang
–kacangan (Leguminoceae)
Jenis Legume banyak dibudidayakan sebagai
tanaman pakan manusia, tanaman pakan ternak, tanaman pagar, pelindung dan
erosi. Jenis Legume sebagai pakan ternak contohnya adalah kacang Kupu (Centrosema
pubescens), Orok-orok (Crotalaria usaramoensis), Lamtoro (Leucaena
glauca) dan lain-lain.
1.
Centrosema pubescens (kacang kupu )
Merupakan
legume merambat yang mungkin ditemukan tumbuh pada semak / pinggir jalan
dan banyak ditemukan, sangat baik untuk pakan ternak karena lunak dan mudah
untuk dicerna. Tanaman tumbuh pada struktur ringan sampai sedang serta dapat
tumbuh baik pada ketinggian 0-1000 m dpl. Tanaman ini dapat di tanam di tanah
yang kering tanpa pupuk baik dipergunakan penutup tanah maupun pupuk hijau.
Tanaman ini dapat tumbuh dengan menjalar atau merambat bentuk daun oval,
trifoleat dan lebih runcing dibanding calopo.
2.
Calopogonium mucunoides
Calopogonium mucunoides atau dalam
sehari hari disebut dengan kacang asu. Kacang-kacang ini dapat tumbuh dengan
menjalar maupun dengan membelit dengan ciri daun berbentuk oval setiap
tangkainya terdapat tiga helai daun. Bunga tanaman ini berwarna ungu dan kecil
3.
Sesbania grandiflora
Sesbania grandiflora (turi) berasal dari Srilanka. Perbanyakan tanaman ini dengan biji. Sesbania
grandiflora dapat tumbuh pada dataran rendah atau dataran tinggi di bawah
1.200 m dengan curah hujan 2000 mm/tahun. Sesbania grandiflora merupakan
tanaman semak yang bisa mencapai 5-10 m, tumbuh cepat di daerah tropis yang
lembab. Tanaman ini juga bisa hidup ditempat-tempat yang agak teduh dan tanah
kapur, ataupun tanah tandus. Tanaman ini bunganya besar dan berwarna putih tapi
ada pula yang berwarna merah atau ungu. Sedangkan buahnya berbentuk polong yang
panjang, daunnya majemuk , kecil-kecil dan bulat. Merupakan sumber
vitamin dan mineral.
4.
Leucaena leucephala
Tanaman
ini mempunyai ciri-ciri tumbuh tegak berbentuk pohon dengan perakaran dalam dan
daun kecil, bentuk lonjong dan bebunga seperti bola yang berwarna putih
kekuning-kuningan. Tanaman ini tumbuh pada tanah berstrukur sedang sampai
rendah, ketinggian pohon ini mencapai 10 m Tanaman ini tahan terhadap hujan,
angin, kekeringan, tanah yang kurang subur dan berguna untuk menjaga kesuburan
tanah serta erosi.
5.
Memosa pudica
Tanaman ini
mempunyai ciri-ciri tumbuh menjalar dan tipe daun paripinate dengan bentuk daun
lonjong kecil. Memosa pudica mempunyai warna daun merah dengan tipe
bunga berbentuk polongan bulat dan warna
bunga merah muda. Pada legum ini batang dipenuhi duri sehingga ternak susah
untuk memakannya
6.
Memosa invisa
Merupakan legume gulma
dengan pertumbuhan yang sangat kuat, berdaun lebar dan memiliki anak – anak
daun lunak yang mengandung protein cukup tinggi tetapi ternak tidak menyukai legume
ini karena batangnya dipenuhi duri tajam melengkung sehingga ternak susah untuk
memakannya.
7.
Glycine soya ( kedelai)
Tanaman
ini memmiliki ciri-ciri bentuk tubuh tegak dengan daun berbentu peripenate dan
bentuk dan lonjong dengan warna merah. Bunga dari tanaman ini berbentuk bulat
dengan warna ungu. Kedelai merupakan salah satu sumber protein nabati dengan
kandungan 39%, dan 2% dari seluruh rakyat indonesia memperoleh sumber kalori
dari kedelai, kedelai telah menjadi bagian makanan sehari-hari bangsa
Indonesia selama lebih dari 200 tahun
dan diakui mempunyai niali gizi tinggi oleh dunia internasional. (Hernama,
1985). Kedelai dapat sebagai sumber makanan ternak dan bahan baku suatu
industri yang dapat diolah menjadi minyak makan dan susu kedelai. Tanaman ini
termasuk tanaman semusim yang dapat tumbuh baik pada jenis tanah dengan syarat
drainase tanah cukup baik serta ketersediaan air cukup selama pertumbuhan
tanaman, pH tanah yang baik untuk pertumbuhan adalah 6 – 6,5 atau 5,5 – 6,0.
yang dapat diolah menjadi minyak makan dan susu kedelai
8.
Arachis hipogea
Tanaman ini baik sekali ditanam
pada ketinggian 0-3000 m diatas permkaan laut. Merupakan tanaman legum semak
jika sudah berumur 1 tahun sudah mulai tumbuh pangkal yang bercabang, tinggi
0,6-0,9 m. Tanaman ini mempunyai ciri-ciri tubuh tegak dengan perakaran sebagai
tempat menyimpan kelebihan energi yaitu sebai buah, batang naik pelan–pelan
pada pangkalnya kerap kali berakar. Daun menumpu pada pangkalnya bersatu dengan
tangkai daun, panjang 2–4 cm. Anak daun oval, memanjang / bulat telur terbalik,
tumpul sampai terpancung, 1,5–8 kali, yang teratas yang terbesar. Bunga dalam
bulir yang di ketiak, duduk, berbunga sedikit, masing – masing ketiak daun
pelindung yang melipat double. Daun pelindung pada pangkal kelopak panjang dan
sempit. Tabung kelopak berbentuk tangkai, tinggi 0,5–0,6 cm, tepi berupa
selaput. Bendera bentuk lingkaran, kuning cerah, berurat ungu, diameter 1–1,5
cm, tunas jauh lebih pendek dari sayap kuning pucat.. Polongan memanjang
tanpa sekat antara, kuning pucat, gundul, tidak terbuka panjang 2–7 cm.
Merupakan legume pohon yang paling umum memiliki kandungan protein dan
kecernaan tertinggi diantara semua legume, pada ujung daun dapat
terserang kutu loncat.
9.
Phaseolus calcaratus
Banyak
ditanam di sawah dan ladang yang bertanah lembab dan cukup mendapatkan sinar
matahari.Kacangan ini tumbuhhan perdu berbatang basah dengan ketinggian
mencapai 3 m. Kacang hijau adalah tanaman bercabang tegak. Bunga berbentuk kupu dan berwarna kuning kehijauan
dan kuning pucat. Sari bunga itulah terbentuk polongan yang berisi 10-15 biji.
Kulitnya hijau berbiji putih dan sering dibuat kecambah atau toge. Daunnya
ber berbetuk segitiga menyirip.
10. Ashyomene ameicana
Ashyomene
ameicana dapat tunbuh pada dataran tinggi dan dataran sedang Tanaman ini
mempunyai ciri yaitu memiliki bunga berbentuk bulat dengan warna putih, bentuk
daunnya peripinate dengan lonjongan kecil dengan tipe tumbuh menjalar. Ashyomene
ameicana apabila dilihat secara senampang ampak sepeti tanaman putri malu,
tetapi tanaman ini tidak mempunyai duri.
11. Phithecolobium
saman
Tumbuhan
ini basannya hidup pada daerah yang mempunyai curah hujan yang sedang. Phithecolobium
saman memiliki ciri yaitu tumbuhnya tegak , dengan daun mempunyai tipe daun
yaitu peripinet, bentuk daunya yaitu lonjong dan memilliki bunga berbentuk
bulat. Tumbuhan ini bisaanya ditanam dengan cara cankok maupun stek, tapi
penyebarannya melalui biji. Daun
tanaman ini bisa digunakan untuk makan hewan ternak dalam bentuk hijauan maupun
dalam bentuk kering.
12. Psopocarpus
tetragonolobus
Merupakan
spesies menahun tetapi dapat ditahan selama 7 - 8 bulan dalam tipe pergiliran.
Beberapa kultur adalah foto periodik dan harus diperhatikan dalam memilih
varietas yang akan berbunga dengan baik. Tanaman ini berbintil banyak sekali
dimanapun ia ditanam dan mungkin inilah factor yang menentukan tingginya
kandungan protein suatu pencerminan penyematan notrogennya yang sangat kasar.
Tanaman ini njuga diusahakan sebagai
tanaman menahun pada ketinggian yang
lebih tinggi. Pemberian air hanya perlu 1 kali / dua kali dalam seminggu pada
tanah dengan jeluk perakaran yang baik. Tanaman ini sama sekali tidak toleran
terhadap genangan air. Semua bagian tanaman dapat dimakan, termasuk akar dan
daunnya, bijinya dapat digunakan seperti kacang buncis.
13. Vigna
sinensis
Vigna sinensi dapat hidup pada tempat yang tinggi sedang
maupun dataran rendah. Pada tempat yang lebih tinggi peiode berbuahnya panjang,
sedang pada dataran rendah hasilnya bisa lebig tinggi daripada dataran tinggi.
Kacang ini agak toleran tehadap variasi parameter – parameter (daerah hujan dan
penyinaran matahari). Kacang panjang sebenarnya dapat ditanam di segala macam
tanah, tetapi akan lebih baik bila ditanam pada lempung mineral daripada dalam
gambut. Kacang panjang tidak memerlukan kapur kecuali jika tanahnya sangat
masam, di tanah gambut yang pHnya di bawah 5,0 1 ton/ha per tahun dapat
dianjurkan. Pemanenan di dataran rendah tropika dapat berlangsung setelah
kira–kira 5 minggu. Penyakit yang paling berat adalah virus mosaik yang
ditularkan oleh kumbang (beetle) dan menyebabkan gejala burik berat, distorsi
dan nekrosis apical. Terjadi penurunan besar dari hasil bahkan
kematian tanaman.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Dari praktikum Ilmu Tanaman Makanan Ternak dapat
kami ambil beberapa kesimpulan yaitu:
1. Terdapat berbagai jenis tumbuhan yang
dapat digunakan sebagai bahan makanan ternak yaitu dari tumbuhan bangsa
rumput-rumputan (Graminoceae) dan dari
bangsa kacang-kacanagan (Leguminoceae).
2. Rumput raja adalah rumput yang sangat baik
untuk pakan ternak dan sangat cocok untuk dibudidayakan.
3. Pada pengolahan rumput raja pertumbuhan
paling baik adalah dengan penggunaan pupuk urea dengan hasil defoliasi
diperoleh 1 kg, sedangkan hasil paling sedikit adalah pada tanaman tanpa
menggunakan pupuk dengan hasil adalah 0,7 kg.
4. Pada pemotongan bibit dengan panjang 5 cm merupakan yang paling
banyak hasilnya sedangkan pada pemotongan 10 cm merupakan yang kurang baik
hasilnya.
5. Penggunakan pupuk dan pemotongan batang merupakan salah
satu cara meningkatkan produksi pakan.
6. Rumput-rumputan merupakan pakan yang perlu
diberikan kepada ternak ruminansia.
7. Legume merupakan tanaman tambahan yang
pelu diberikan pada ternak sebagai tambahan gizi.
8. Pertumbuhan rumput raja sangat dipengaruhi
oleh pupuk urea karena mengandung unsur nitrogen yang diperlukan tanaman dan
tidak semua jenis rumput dapat digunakan sebagai pakan ternak, karena ada yang
sebagian beracun dan berduri.
A.
Saran
Kami selaku praktikan mengucapkan banyak terima
kasih kepada dosen pembimbingan mata kuliah Ilmu Tanaman Makanan Ternak, yang
mana telah mengajarkan kami berbagai pengetahuan dalam pemberian makanan pada
ternak. Tidak lupa kami juga berterima kasih kepada Co-assisten yang telah
meluangkan waktunya untuk membimbing kami dalam menyelesaikan praktikum ini.
Kami berharap agar dari pihak jurusan
bisa menyediakan berbagai keperluan dalam praktikum Ilmu Tanaman Makanan ternak
khususnya pada Hijauan pakan ternak. Maksud kami adalah agar pengurus jurusan
bisa melengkapi koleksi tanaman yang akan digunakan dalam praktikum hijauan
pakan ternak serta praktikan dan Co-assisten diharapkan lebih disiplin dalam
melakukan praktikum demi kelancaran jalannya praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
AAK. 1993. Hijauan Makanan Ternak.
Kanisius. Yogyakarta
Anggorodi. 1979. Ilmu Makanan Ternak
Umum. Gramedia. Jakarta.
Anonious. 1983. Hijauan Makanan Ternak.
Jakarta: AAK
Budiman, H dan Sjamsimar, D.1994. Hijauan Pakan
Ternak. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor.
Buletin Informasi
Peternakan. 1982. Depatemen Pertanian. Ungaran
Juanda, dede.1994.
Budidaya Tanaman Kacang Tanah di Lahan Kering. Departemen Pertanian.
Ungaran
Kumurur, Veronica
Adelin. 1998. Rumput Lansekap untuk lapanagn Olahraga, Taman, dan Areal
Parkir. Penebar Swadaya. Jakarta.
Mcilroy. 1976. Pengantar
Budidaya Padang Rumput Tropika. Pradriya Paramita. Jakarta.
Mcilroy, R. 1997. Penganter
Budidaya Padang Rumput Tropika. Pradnya Pramita. Jakarta
Parrakkasi,
Aminudin. 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminan. UI. Jakarta
Rahayu, Estu dan Berlian, Nur.1994. Budidaya Polong, Pucuk, dan Baby Kapri. Penebaran
Swadaya. Jakarta
Reksohadiprodjo.
Soedomo.1995. Pengantar Ilmu Peternakan Tropik. Gadjah Mada University. Yogyakarta.
Rismunandar.
1989. Mendayagunakan Tumbuhan Rumput. Sinar Baru. Bandung
Siegar, Handrian.1978. Budidaya TanamanPadi
di Indonesia. Sastra Hudaya. Bogor
Soeprapto, 1989. Bertanam
Kedelai. Penebar Swadaya. Jakarta
Soeprapto.1989. Bertani
Kacang hijau. Penebar Swadaya. Jakarta
Syam, Mahyuddin,
dkk. 1996.Kinerja Penelitian Tanaman Pangan. Badan Penelitian dan perkembangan
pertanian. Bogor
Tillman, A. D,
Hari , H, Soedomo, R. S dan Soekanto, L. 1989. Makanan Ternak Dasar.
Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Williamson.
G, Payne. 1993. Pengantar Peternakan di Daerah Tropis. UGM Press. Yogyakarta.
Untuk Versi Ms. WORD nya silahkan download di sini :
Download Laporan ITMT via 4shared
Terimakasih telah membaca artikel tentang Laporan Praktikum Ilmu Tanaman Makanan Ternak. Semoga Bermanfaat.
Download Laporan ITMT via 4shared
Terimakasih telah membaca artikel tentang Laporan Praktikum Ilmu Tanaman Makanan Ternak. Semoga Bermanfaat.