page hit counter -->

MACAM MACAM JENIS AYAM KAMPUNG (BURAS)

Ayam buras atau ayam kampung ada juga yang menyebut ayam lokal atau ayam sayur. Di beberapa daerah pemberian nama ayam buras selain berdasarkan asal daerah ayam juga berdasarkan pada besar dan bentuknya. Beberapa jenis ayam buras di Indonesia yang mempunyai potensi untuk dikembangkan antara lain : 

1.   Ayam Kedu
Ayam kedu merupakan jenis ayam lokal yang mempunyai karakteristik dan keunggulan tersendiri dibandingkan ayam lokal lainnya. Ayam kedu ini berasal dari daerah Karisidenan Kedu, Jawa Tengah tepatnya didaerah Temanggung dan sekitarnya. Ayam ini memiliki ukuran standar ayam biasa dengan jengger tunggal. Ayam kedu betina memiliki bobot sekitar 2-3 kg dan kedu jantan memiliki bobot 2-4 kg. Umur ayam kedu rata-rata 6-8 tahun. Ayam kedu akan mulai bertelur pada umur 138-195 hari. Produktivitas bertelur ayam kedu sekitar 124 butir per tahun (34%). Namun, dengan pemeliharaan intensif menggunakan kandang baterai, produktivitas dapat ditingkatkan. Ayam kedu termasuk ayam buras yang potensial dijadikan ayam petelur dan pedaging. Ayam kedu memiliki beberapa jenis, di antaranya kedu hitarn, kedu putih, dan kedu lurik atau blorok (campuran). Produktivitas kedu hitam lebih tinggi daripada produktivitas kedu putih atau campuran. Pada jenis kedu hitam ada yang dikenal sebagai ayam cemani, yaitu jenis ayam yang seluruh bagian tubuhnya berwarna hitam, hingga daging, tulang, dan darahnya. Ayam cemani dengan kualitas seperti ini sangat langka dan banyak dijadikan ayam koleksi. Sementara jenis kedu hitam yang lain (bukan cemani) hanya memiliki warna hitam di bagian bulunya. Perbedaan mama kedu petelur dengan kedu dwifungsi adalah bobot badannya. Bobot betina kedu petelur sekitar 1,5 kg, sedangkan bobot betina kedu dwifungsi mencapai 2,5 kg. Sementara bobot jantan kedu petelur 2-2,5 kg, sedangkan bobot jantan kedu dwifungsi mencapai 3,5 kg. Kelebihan lain ayam kedu adalah mudah beradaptasi dengan lingkungan baru serta tahan terhadap stres dan penyakit. Ayam cemani. Merupakan salah satu jenis ayam kedu yang seluruh bagian tubuhnya berwarna hitam
2.   Ayam Pelung.
Jenis ayam ini berasal dari Kabupaten Cianjur, Jawa barat. Ayam Pelung sudah dikembangkan sebagai hobi sejak tahun 1930. Ayam ini berukuran besar dengan kaki yang sangat panjang, warna bulu beraneka ragam pada umumnya abu-abu sampai hitam. Pelung jantan sangat digemari oleh masyarakat karena dapat berkokok dengan mengeluarkan suara yang tinggi dan panjang. Ayam pelung dapat diarahkan sebagai jenis pedaging.
3.   Ayam Nunukan
Ayam ini merupakan jenis ayam buras yang potensial sebagai ayam petelur. Nama ayam ini berasal dari daerah tempat ditemukannya banyak jenis ayam ini, yaitu di Tarakan dan Nunukan, Kalimantan Timur. Salah satu nama julukan untuk ayam nunukan adalah ayam cina karena ada yang berpendapat ayam ini berasal dari daratan Cina bagian selatan. Ciri ayam betina nunukan yang memiliki produktivitas bertelur yang baik adalah yang memiliki ekor panjang. Bobot betina nunukan dewasa mencapai 1,9 kg. Produktivitas bertelurnya mencapai 130 butir per tahun (sekitar 35%) dengan bobot telur rata-rata 50 gram per butir. Masa bertelurnya cukup lama, mencapai 3 tahun. Produktivitas ini bisa ditingkatkan dengan pemeliharaan yang intensif. Berbeda dengan betinanya, ayam nunukan jantan memiliki bulu sayap dan ekor yang pertumbuhannya tidak sempurna. Bulu ekornya sangat pendek dan tampak seperti dipotong. Ciri lain nunukan jantan adalah perawakannya cukup besar dengan bobot mencapai lebih dari 4 kg saat dewasa. Jengger dan pial nunukan jantan juga besar dan berwarna merah. Jenggernya tunggal bergerigi delapan dan runcing.
4.   Ayam Sentul
Ayam sentul merupakan ayam lokal yang berkembang di wilayah Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Ayam yang semula banyak dijadikan ayam aduan ini, sekarang dimanfaatkan sebagai ayam petelur atau pedaging. Penampilan fisik ayam sentul mirip dengan ayam bangkok. Bentuk jengger dan pialnya cukup besar dan lebar. Ada lima variteas ayam sentul berdasarkan warna bulunya, yaitu sentul emas, sentul debu, sentul jambe, sentul batu, dan sentul kelabu. Produksi bertelur ayam sentul sekitar 10-18 butir per periode dengan bobot setiap telur sekitar 43 gram. Fertilitas telur ayam sentul cukup tinggi, mencapai 80,4% dengan daya tetas hingga 78,2%.
5.   Ayam Merawang
Ayam merawang merupakan ayam lokal yang banyak terdapat di daerah Bangka Belitung. Meskipun merupakan ayam asli dari Cina, ayam merawang sudah dipelihara cukup lama oleh masyarakat Bangka Belitung sehingga menjadi aset dan unggas lokal unggulan. Ayam merawang memiliki warna bulu yang seragam, yaitu cokelat kemerahan hingga keemasan. Penampilannya mirip dengan ayam ras petelur Rhode Island Red. Ayam ini potensial sebagai ayam petelur. Daya tetas telurnya cukup tinggi, mencapai 86,4%. Ayam merawang. meskipun merupakan ayam asli dari Cina, saat ini sudah menjadi aset dan unggas lokal unggulan di daerah Bangka Belitung.
6.   Ayam Ketawa
Ayam Ketawa berasal dari Kabupaten Sidrap , Sulawesi Selatan. Ayam Ketawa dikenal masyarakat Sulawesi Selatan dengan sebutan Ma’nu ga’ga yang berarti gagap. Ayam Ketawa memiliki suara kokok seperti suara tertawa manusia. Ayam Ketawa pada awal domestikasi hanya dipelihara dan berkembang biak di lingkungan Keraton Bugis (Roiz, 2011). Rataan bobot badan jantan dan betina ayam Ketawa pada umur lima bulan sekitar 825 dan 765 g (Krista, 1996). Ciri – ciri ayam Ketawa yang baik, yaitu saat berdiri tubuh tegak atau membusungkan dada dan ukuran proporsional antara tinggi badan, lingkar badan, panjang badan dan panjang kaki. Ciri fisik sangat mempengaruhi kualitas suara dan dapat dijadikan indikasi penduga kualitas kokok ayam Ketawa saat berada di arena.
7.   Ayam Sumatra 
Ayam Sumatra merupakan ayam lokal dari Sumatra Barat. Penampilan perawakannya tegap, gagah ,tetapi ukuran tubuhnya kecil. Ayam Sumatra jantan berkepala kecil, tetapi tengkoraknya lebar. Pipinya penuh (padat), keningnya tebal, dan pialnya menggantung ke bawah. Paruh ayam Sumatra umumnya pendek dan kukuh berwarna hitam, dengan cuping kecil dan berwarna hitam. Ayam Sumatra memiliki jengger berbentuk wilah dan berwarna merah. Kulit muka juga berwarna merah atau hitam, ditumbuhi bulu halus yang jarang. Bobot ayam Sumatra jantan dewasa 2 Kg, sedangkan yang betina 1,5 Kg.
8.   Ayam Bekisar 
Ayam bekiras merupakan salah satu ayam buras asli Indonesia yang berkembang di daerah Pulau Kangean, Sumenep Madura, Jawa Timur. Menurut Wikipedia ayam buras merupakan hasil persilangan antaran ayam hutan hijau jantan (Gallus varius) dengan betina ayam kampung (Gallus gallus domesticus). Hasil persilangan tersebut menampilkan warna bulu pada betina ayam kampung, sedangkan postur tubuh, sifat dan suara dari pejantan ayam hutan hijau. Berdasarkan Tipenya ayam berkisar terdiri dari 3 macam, yaitu Gallus aenus (berjengger dengan gerigi 8 kecil), Gallus temmiinckii (jengger bergerigi 6), dan Gallus violaceus (jengger bergerigi bagus). Ayam bekisar termasuk salah satu ayam hias yang menampilkan suara berkokok yang khas.
9.   Ayam Kate 
Ayam Kate merupakan ayam buras yang mempunyai potensi dapat dikembangkan sebagai komoditi komersial. Ayam kate mempunyai bentuk yang mini dan ayam ini di klaim sebagai ayam dengan ras terkecil di dunia, dan oleh sebab itulah maka ayam kate ini menjadi ayam yang unik. Ayam kate banyak di pelihara buka untuk di ambil dagingnya melainkan untuk nilai keindahan atau kepuasan, karena ayam ini tergholong sebagi ayam yang lucu, baik saat berkokok maupun saat berjalan. Pemeliharaan ayam kate pada umunya sama dengan ayam lainnya.
10. Ayam Tukong 
Ayam Tukong adalah sejenis ayam kampung yang berkembang di daerah-daerah pedalaman Kalimantan Barat. Bentuk tubuh, warna bulu, bentuk telur dan jenis pakan yang dimakan oleh ayam Tukong tidak berbeda jauh dengan ayam kampung biasa, perbedaan fisik yang utama adalah tidak terdapat tungging/pangkal ekor atau ”brutu” yang biasanya terdapat di bagian ujung tulang belakang ayam kampung. Tidak terdapatnya pangkal ekor menyebabkan ayam Tukong tidak mempunyai bulu ekor, bagian yang biasa ditumbuhi bulu ekor yang besar dan panjang (Plumae) hanya ditumbuhi bulu seperti bulu badan. Dengan demikian secara eksterior ayam Tukong mirip burung puyuh dengan tubuh sebesar ayam kampung dan terdapat jengger bentuk bunga (Pea) kecil dikepalanya. Warna bulu ayam Tukong bervariasi mulai dari warna hitam kehijauan, hitam kemerahan, hitam kebiruan, coklat bahkan juga ada yang berwarna putih.
11. Ayam Walik
Ayam Walik atau Rintit merupakan ayam lokal yang mempunyai penampilan bulunya  keriting  (terbalik)  ke  arah  depan  dan  belakang,  sehingga  permukaan  kulit tubuhnya terlihat jelas. Ayam Walik dibedakan menjadi 3, yaitu Walik Sekul, Walik Sura, dan Walik Tulak. Ayam Walik lebih baik dipelihara secara intensif supaya kebutuhan nutrisinya terjaga dan terhindar dari pemangsa. Sosialisasi  kepada  masyarakat tentang  potensi   ayam  Walik  sebagai  sumber  plasma nutfah juga sangat penting untuk dilakukan sehingga masyarakat memiliki keinginan dan  ketertarikan  untuk  melestarikan  ayam Walik.
12. Ayam Buras Biasa
Jenis ayam ini biasa disebut ayam kampung atau ayam sayur yang mempunyai betuk dan ciri-ciri campuran dari jenis kedu, pelung atau nunukan. Ayam buras mempunyai peranan sebagai penghasil daging dan telur.
Selain ayam-ayam lokal yang diatas masih ada beberapa daerah yang banyak memelihara ayam lokal lain yang seperti ayam gaok, tolaki, dan lain-lainnya.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel