page hit counter -->

Metabolisme Lemak Pada Ternak Ruminansia

Metabolisme Lemak Pada Ternak Ruminansia. Menurut Kamal (1994) lemak yang terdapat pada pakan ternak ruminansia adalah lemak cair (lemak tanaman) yang tersusun dari asam asam lemak tak jenuh yaitu linoleat dan linolenat. Terjadinya proses hidrogenasi (perubahan lemak tak jenuh menjadi jenuh) mengakibatkan susunan lemak tubuh sapi menjadi padat (keras) bila dibandingkan dengan kuda yang diberi ransum yang sama akan menghasilkan perlemakan tubuh yang lunak. Hal tersebut dikarenakan kuda merupakan ternak non ruminansia.

Ternak memperoleh lemak dari tiga sumber, yaitu dari metabolisme lemak, protein dan karbohidrat. Karbohidrat dan protein yang sudah dicerna dan diserap, sebagian akan diubah menjadi lemak. Sedangkan lemak dari pakan dapat diubah menjadi pati dan gula, yang kemudian bisa digunakan untuk energi dan sebagian disimpan dalam jaringan sel sebagai lemak cadangan (Sugeng, 2003). Konsentrasi asam lemak bebas yang tinggi menghambat pencernaan serat kasar dan sebagai akibatnya menghasilkan proporsi asam asetat yang lebih sedikit, pada saat yang bersamaan jumlah substrat yang terfermentasi menurun (Soebarinoto et al., 1991). 
Metabolisme Lemak Pada Ternak Ruminansia

Bila lemak (trigliserida, glikolipida, fosfolipida) dikonsumsi oleh ternak ruminansia, maka ketika masuk ke dalam rumen, akan terjadi dua proses besar yaitu proses hidrolisis ikatan ester dalam lemak yang berasal dari pakan dan proses biohidrogenasi asam lemak yang tidak jenuh yang terjadi setelah lemak dihidrolisis menjadi asam lemak bebas (Bauman dan Lock 2006). lemak bila dikonsumsi oleh ruminansia dan mengalami proses metabolisme di dalam rumen dan pasca rumen. Lemak yang masuk ke dalam rumen akan mengalami proses hidrolisis oleh bakteri rumen seperti Anaerovibrio lipolytica dan Butyrivibrio fibrisolvens yang akan mengeluarkan enzim lipase, galactosidase dan phospholipase (Doreau dan Chilliard 1997; Harfoot dan Hazlewood 1997). 
Lock et al. (2006) menyatakan bahwa bakteri memegang peranan penting dalam proses hidrolisis lemak walaupun protozoa juga mampu menghidrolisis lemak. Tingkat hidrolisis lemak di dalam rumen sangat tinggi yaitu lebih dari 85% lemak terhidrolisis menjadi asam lemak bebas, gula, fosfat dan gliserol. Gliserol dan gula akan mengalami proses perubahan menjadi asam lemak terbang (volatile fatty acid: VFA) dan kemudian VFA digunakan untuk membentuk sel mikroba rumen. Asam lemak bebas di dalam rumen kemudian akan mengalami beberapa proses yaitu proses isomerisasi dari posisi cis menjadi trans dan proses biohidrogenasi sehingga asam lemak yang tidak jenuh akan menjadi asam lemak jenuh serta proses konjugasi pada asam lemak tidak jenuh (lebih dari 2 ikatan rangkap) sehingga terbentuk asam lemak konjugasi (contohnya: conjugated linoleic acid: CLA) (Bauman dan Lock 2006). 


Sumber:
Bauman DE, Lock AL. 2006. Concepts in lipid digestion and metabolism in dairy cows. In: Eastridge ML, editor. Proceeding of Tri-State Dairy Nutrition Conference. Indiana, 25-26 April 2006. Port Wayne (Indiana): The Oiho State University. p. 1-14.
Doreau M, Chilliard Y. 1997. Digestion and metabolism of dietary fat in farm animals. Br J Nutr. 78 Suppl 1:S15-S35.
Harfoot CG, Hazlewood GP. 1997. Lipid metabolism in the rumen. In: Hobson PN, Stewart CS, editors. The rumen microbial ecosystem. London (UK): Chapman & Hall. p. 382-426.
Kamal, M. 1994. Nutrisi Ternak. Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Lock AL, Harvatine KJ, Drackley JK, Bauman DE. 2006. Concepts in fat and fatty acid digestion in ruminants. In: Proceedings Intermountain Nutrition Conference. New York (USA): Cornell University. p. 85-100
Soebarinoto, S. Chuzaemi dan Masudi. 1991. Ilmu Gizi Ruminansia. Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Malang.
Sugeng, B. 2003. Sapi Potong. Penebar Swadaya. Jakarta.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel