RUMPUT GAJAH UNTUK PAKAN TERNAK
Minggu, 29 Maret 2015
Edit
Rumput
gajah adalah tanaman yang termasuk ke dalam kelompok tanaman rumput-rumputan.
Rumput gajah banyak dimanfaatkan pada bidang peternakan yaitu sebagai pakan
ternak seperti sapi, kambing dan kuda. Umumnya rumput gajah yang digunakan
diindonesia adalah rumput yang tumbuh secara liar. Namun untuk peternakan yang
relatif besar maka rumput yang digunakan adalah rumput yang sengaja ditanaman
atau dipelihara secara khusus. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pakan
ternak. Rumput-rumputan dipilih karena merupakan tanaman yang produktifitasnya
tinggi dan memiliki sifat yang dapat memperbaiki kondisi tanah (Gonggo et al.,
2005). Rumput gajah (Pennisetum purpureum) adalah tanaman yang
dapat tumbuh di daerah dengan minimal nutrisi. Rumput gajah membutuhkan minimal
atau tanpa tambahan nutrient. Tanaman ini dapat memperbaiki kondisi tanah yang
rusak akibat erosi. Tanaman ini juga dapat hidup pada tanah kritis dimana
tanaman lain relatif tidak dapat tumbuh dengan baik (Sanderson dan Paul, 2008).
Berikut
adalah klasifikasi dari Rumput Gajah (Pennisetum purpureum)
Kingdom : Plantae
Phlum : Spermatophyta
Class : Monokotil
Ordo : Poales
Family : Poaceae
Genus : Pennisetum
Spesies : Pennisetum purpureum
Rumput
gajah (Pennisetum purpureum) berasal dari afrika tropik, tumbuh berumpun
dan tingginya dapat mencapai 3 m lebih. Permukaan buluhnya licin dan pada buluh
yang masih muda bisanya ditutupi oleh sejenis zat lilin tipis. Pelepahnya licin
atau berbulu pada waktu muda dan kemudian berbulu-bulu tersebut gugur. Daunnya
berbentuk garis, pangkalnya lebar dan ujungnya lancip sekali. Tepi daun kasar.
Perbungaan berupa tandan tegak yang panjangnya sampai 25 cm. gagang-gagangnya
berbulu. Bulir-bulirnya berkelompok, terdiri dari 3-4 buliran tiap kelompoknya
dan bergagang pendek sekali. Pangkal bulirnya bulirannya berbulu panjang dan
halus. Perbanyakan dapat dilakukan dengan pemecahan rumpun dan
potongan-potongan buluhnya. Dapat tumbuh hingga pada ketinggian 1500 m dpl (www.flickr.com). (Okaraonye dan Ikewuchi,
2009) menambahkan bahwa rumput gajah mempunyai daun relatif besar, bunga
tersusun dalam tandan warna keemasan, batangnya tebal dan keras. Rumput gajah
banyak disukai ternak karena bernilai gizi yang tinggi (Soegiri et al.,
1980). Produktifitas rumput gajah adalah 40 ton per hektar berat kering pada
daerah beriklim subtropis dan 80 ton per hektar pada daerah beriklim tropis
(Woodard dan Prine, 1993). Total karbohidrat dan serat kasar termasuk selulosa
jumlahnya masing-masing adalah 30,91% dan 9,09%.
Masa
panen rumput gajah yaitu saat umur 55-60 hari atau saat belum berbunga. pada
umur tersebut rumput gajah belum tua tidak terlalu muda. Cara memanen rumput
gajah adalah dengan cara memotong batang nya dari bagian tanah, kira-kira
dengan ketinggian 10-15 cm dari permukaan tanah. Kalau pemotongannya tinggi
atau terlalu rendah, maka tunas yang tumbuh tidak akan banyak, maka pemotongan
rumput gajah harus diperhatikan dengan jarak yang pas dari tanah. Rumput gajah dibudidayakan dengan potongan batang (stek)
atau sobekan rumpun (pous) sebagai bibit. Bahan stek berasal dari batang yang
sehat dan tua, dengan panjang stek 20-25 cm (2-3 ruas atau paling sedikit 2
buku atau mata). Sebelum penanaman bagian vegetatif dari sobekan rumpun
dipangkas terlebih dahulu untuk menghindari penguapan yang tinggi sebelum
sistem perakaran dapat aktif menghisap air.
Menurut
Okaraonye dan Ikewuchi (2009) analisis kandungan kimia dari rumput gajah adalah
sebagai berikut:
Rumput gajah (Pennisetum purpureum) merupakan
tanaman pakan ternak yang sangat responsif terhadap pemupukan berat yaitu pada
dosis 40 ton pupuk kandang/ha/tahun, 800 kg/urea/ha/tahun, 200 kg KCl/ha/tahun
dan 200 kg TSP/ha/tahun (Lugiyo dan Sumarto, 2000). Rumput gajah juga sebagai
tanaman konservasi lahan, terutama di daerah bertopografi pegunungan dan
berlereng (Prasetyo, 2003). Adiati et al. (1995) menyatakan bahwa
pertumbuhan dan produksi rumput gajah di Indonesia sangat bervariasi.
Pertumbuhan dan produksi rumput ini akan lebih baik bila dilakukan pemupukan
dengan dosis yang tepat dan sesuai. Penggunaan dosis pupuk N, P, dan K secara
optimal dapat meningkatkan produksi rumput gajah.
Sumber:
Adiati, U.
Soepeno, E. Handiwirawan, A. Gunawan dan D. Anggraenu. 1995. Pengaruh
pemberiaan pupuk kandang terhadap produksi rumput gajah (pennisetum purpureum)
di kecamatan Puspo kabupaten Pasuruan. Prosiding Seminar Nasional Peternakan
dan veteriner, 7-8 November di bogor. Jilid 2: 583-5866.
Gonggo, B. M., Hermawan, B., and
Anggraeni, D. 2005. Pengaruh jenis tanaman penutup dan pengolakan tanah
terhadap sifat fisika tanah pada lahan alang-alang. Jurnal ilmu-ilmu pertanian
Indonesia. 7(1):44-55.
Okaraonye, C. C., and Ikewuchi, J. C.
2009. Nutritional and antinutritional components of Pennisetum purpureum
Schumach. Pakistan journal of nutritional 8(1): 32-34
Prasetyo, A. 2003. Model Usaha Rumput
Gajah Sebagai Pakan Sapi Perah Di Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.
Lokakarya Nasional Tanaman Pakan Ternak. Semarang.
Sanderson, M. A. and R. A., Paul. 2008.
Perennial forages as second generation bioenergy crops. International Journal
of Molecular Sciences, 9, 768-788
Soegiri, Ilyas, H.S., Damayanti. 1980.
Mengenal Beberapa Jenis Hijauan Makanan Ternak Daerah Tropik. Direktorat Bina
Produksi Peternakan. Direktorat Jendral Peternakan Departemen Pertanian,
Jakarta.
Woodard, K.R., and G.M., Prine, 1993.
Dry matter accumulation of elephantgrass, energycane and elephantmillet in a
subtropical climate. Crop Science, 33, 818–824.