page hit counter -->

KARAKTERISTIK KAMBING GEMBRONG

Kambing gembrong adalah salah satu jenis kambing yang memiliki penampilan yang spesifik dan di Indonesia hanya terdapat di Bali. Kambing ini diberi nama kambing gembrong oleh masyarakat setempat karena bulunya yang panjang dan lebat terutama pada yang jantan dengan bulu dibagian muka sering menutupi matanya. Keberadaan kambing gembrong menambah keragaman hayati yang ada di Bali sehingga perlu dipertahankan dan dapat merupakan aset daerah. Namun dewasa ini, populasi kambing gembrong terus berkurang karena beberapa kendala yang dihadapi oleh peternak di lapangan seperti gangguan oleh anjing hutan yang sering memangsa kambing ini terutama di malam hari dan juga banyak yang menderita penyakit scabies (Yupardi, 1998).
Ciri khas dari kambing gembrong adalah berbulu panjang. Pada kambing jantan panjang bulunya sekitar berkisar 15-25 cm, bahkan rambut pada bagian kepala sampai menutupi muka dan telinga. Sedangkan pada kambing gembrong betina berbulu pendek berkisar 5-8 cm.
KARAKTERISTIK KAMBING GEMBRONG
Warna tubuh kambing gembrong pada umumnya putih (61,5%) tapi ada sebagian yang berwarna coklat muda (23,08%) dan coklat (15,38%). Pola warna tubuh umumnya adalah satu warna sekitar 69,23% dan sisanya terdiri dari dua warna 15,38% dan tiga warna 15,38%. Rataan litter size kambing gembrong adalah 1,25. Rataan bobot lahir tunggal 2 kg sedangkan yang kembar dua 1,5 kg. Tingkat kematian prasapih 20% (Sinar Tani, 2007).
Matram et. al, (1993) melaporkan bahwa dalam kondisi pemeliharaan tradisional diperoleh bobot badan kambing jantan dewasa 32–45 kg, tinggi gumba 58–65 cm, lingkar dada 73–86 cm dan panjang badan 56–65 cm. sedangkan kambing gembrong betina dewasa memiliki bobot badan 21–31 kg, tinggi gumba 49–60 cm, lingkar dada 70–82 cm dan tinggi badan 50–61 cm. Kambing gembrong dapat dikawinkan pada umur 6 bulan sehingga beranak pertama kali pada umur 12 bulan dengan tipe kelahirannya berkisar antara lahir tunggal sampai kembar tiga.

Sumber: 
Matram, B., I D. K. H. Putra, W. Wirtha, W. S. Yupardhi dan I G. A. A. Putra. 1993. Pemurnian dan Kinerja Kambing gembrong di Bali Timur. Laporan Penelitian FAFET UNUD Denpasar.
Sinar Tani. 2007. Tujuh Plasma Nutfah Kambing Lokal Indonesia. Edisi 25 April–1 Mei.
Yupardi, W. S. 1998. Gambaran Fisologis Darah Kambing Gembrong Penderita Skabies. Majalah Kedokteran Unud. 29 (100).

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel