page hit counter -->

LAPORAN PRAKTIKUM SELEKSI TERNAK AYAM PETELUR

Penilaian ternak dilaksanakan berdasarkan atas apa yang terlihat dari segi penampilannya saja dan terkadang terdapat hal-hal yang oleh peternak dianggap sangat penting, akan tetapi ahli genetika berpendapat bahwa hal tersebut sebenarnya tidak ada pengaruhnya terhadap potensi perkembangbiakan atau produksi. Penentuan seleksi ternak sebaiknya kedua cara penilaian digunakan. Penilaian ternak tersebut dilakukan dengan cara memberikan score kepada masing-masing ternak sehingga menghasilkan urutan atau rangking tertinggi berdasarkan nilai rekor performanya, juga baik dalam memenuhi persyaratan secara fisik.
Telur ayam merupakan jenis makanan bergizi yang sangat populer dikalangan masyarakat yang bermanfaat sebagai sumber protein hewani. Hampir semua jenis lapisan masyarakat dapat mengkonsumsi jenis makanan ini sebagai sumber protein hewani. Hal ini disebabkan telur merupakan salah satu bentuk makanan yang mudah diperoleh dan mudah pula cara pengolahannya (Setiawan, 2009).
Ayam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus untuk diambil telurnya. Asal mula ayam unggas adalah berasal dari ayam hutan dan itik liar yang ditangkap dan dipelihara serta dapat bertelur cukup banyak dan ini disebut proses pengembangbiakan. Tahun demi tahun ayam hutan dari wilayah dunia diseleksi secara ketat oleh para pakar. Arah seleksi ditujukan pada produksi yang banyak, karena ayam hutan tadi dapat diambil telur dan dagingnya maka arah dari produksi yang banyak dalam seleksi tadi mulai spesifik. Ayam yang terseleksi untuk tujuan produksi daging dikenal dengan ayam broiler, sedangkan untuk produksi telur dikenal dengan ayam petelur (Gallus, 2010).

II. TINJAUAN PUSTAKA
Ayam petelur adalah ayam yang khusus dibudidayakan untuk menghasilkan telur secara komersil. Jenis ayam petelur terdapat dua kelompok yaitu tipe medium dan tipe ringan. Tipe medium umumnya bertelur dengan warna kerabang cokelat sedangkan tipe ringan bertelur dengan warna kerabang putih (North and Bell, 1990).
Jenis ayam petelur tipe ringan biasa disebut dengan ayam petelur putih. Ayam petelur ringan ini mempunyai badan yang ramping/kurus-mungil/kecil dan mata bersinar. Bulunya berwarna putih bersih dan berjengger merah. Ayam ini berasal dari galur murni White Leghorn. Ayam galur ini sulit dicari, tapi ayam petelur ringan komersial banyak dijual di Indonesia dengan berbagai nama. Ayam ini mampu bertelur lebih dari 260 telur/tahun produksi hen house. Ayam petelur ringan ini sensitif terhadap cuaca panas dan keributan, dan ayam ini mudah kaget dan bila kaget ayam ini produksinya akan cepat turun, begitu juga bila kepanasan. Jenis ayam petelur tipe medium memiliki bobot tubuh yang cukup berat. Tubuh ayam ini tidak kurus, tetapi juga tidak terlihat gemuk. Telurnya cukup banyak dan juga dapat menghasilkan daging yang banyak. Ayam ini disebut juga dengan ayam tipe dwiguna. Warna ayam ini cokelat, maka ayam ini disebut dengan ayam petelur cokelat yang umumnya mempunyai warna bulu yang cokelat juga (Rasyaf, 1995).
Menurut Sudarmono (2003), ayam tipe medium memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.  Ukuran badan lebih besar dan lebih kokoh daripada ayam tipe ringan, serta berperilaku tenang;
2.  Timbangan badan lebih berat daripada ayam tipe ringan karena jumlah daging dan lemaknya lebih banyak;
3.  Otot-otot kaki dan dada lebih tebal;
4.  Produksi telur cukup tinggi dengan kulit telur tebal dan berwarna cokelat.
Fase pertumbuhan pada jenis ayam petelur yaitu antara umur 6 - 14 minggu dan antara umur 14 - 20 minggu. Namun, pada umur 14 - 20 minggu pertumbuhannya sudah menurun dan sering disebut dengan fase perkembangan. Pemindahan dari kandang starter ke kandang fase pertumbuhan yaitu antara umur 6 - 8 minggu. Ayam pada fase pertumbuhan mencapai umur 18 minggu, ayam ini mulai dipindahkan ke kandang fase produksi, dan tidak memindahkan ayam yang sudah berproduksi (Suprijatna et al., 2005).
Memasuki umur 18 minggu ayam petelur mempunyai pertumbuhan yang baik, organ reproduksinya sudah dewasa ditandai dengan berkembangnya kelamin sekunder ayam betina yaitu jengger dan pial mulai memerah, mata bersinar, dan postur tubuh sebagai ayam petelur mulai terbentuk. Ayam dewasa kelamin pada umur 19 minggu dan ditandai dengan telur pertama. Prinsipnya produksi akan meningkat dengan cepat pada bulan-bulan pertama dan mencapai puncak produksi pada umur 7 sampai 8 bulan (Sudarmono, 2003).
Ayam bertelur pada umur 20 minggu maka berat telur akan terus meningkat secara cepat pada 6 minggu pertama setelah bertelur. Kenaikan kemudian terjadi secara perlahan setelah 30 minggu dan akan mencapai berat maksimal setelah umur 50 minggu. Kenaikan berat telur ini disebabkan oleh meningkatnya jumlah putih telur sedangkan berat kuning telur relatif stabil (Yuwanta, 2010).

III. MATERI DAN METODE
A.   Materi Praktikum
Alat dan bahan yang digunakan ada praktikum pemuliaan ternak adalah sebagai berikut:
1.  Ayam petelur umur 8 minggu dan 45 minggu.
2.  Alat tulis.
3.  Kamera.
B.   Metode Praktikum
1.   Mengamati ayam petelur yang berada di dalam kandang meliputi pengamatan eksterior, tingkat produksi dan pigmentationnya.
2.   Mencatat hasil pengamatan di dalam tabel yang telah tersedia.
3.   Mendokumentasikan ternak yang diamati.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
1.  Hasil Pengamatan
a.   Strain ayam                                  : Helen
b.   Umur ayam saat pengamatan       : 8 minggu dan 45 minggu
c.   Periode pemeliharaan                   : Layer
d.   Populasi ayam satu kandang        : 3000 ekor
e.   Jumlah ayam setiap cage              : 1
f.    Model cage                                  : monitor
Tabel Pengamatan Anggota Tubuh
No
Anggota tubuh
Ayam petelur
1
2
3
4
5
1
Jengger dan pial
+
-
+
+
+
2
Kloaka
+
+
+
+
+
3
Tuling pubis
+
+
+
+
+
4
Perut
+
+
+
+
-
5
Bulu
+
-
+
+
-
6
Kepala dan muka
+
-
+
+
-
7
Kaki dan shank
+
+
+
+
-
8
Penampilan dan kesehatan
+
+
+
+
-

Kesimpulan
1
4
2
3
5
Sumber : Laporan Sementara Praktikum Pemuliaan Ternak 2014
Tabel Pengamatan Penampilan
No
Ketentuan
Ayam petelur
1
2
3
4
5
1
Tipe kepala
+
+
+
+
+
2
Tipe tubuh
+
+
+
+
+
3
Keadaan perut
+
+
+
+
-
4
Kaki dan paruh
+
+
+
+
-
5
Pigment kulit
+
+
+
+
-

Kesimpulan
1
4
2
3
5
Sumber : Laporan Sementara Praktikum Pemuliaan Ternak 2014
2.  Pembahasan
LAPORAN PRAKTIKUM SELEKSI TERNAK AYAM PETELUR
Gambar   Penilaian Ayam Petelur
Praktikum penilaian (judging) pada ayam dilakukan di Lestari Farm.  Judging dilakukan dengan mengamati anggota tubuh yang meliputi jengger dan pial, kloaka, tuling pubis, perut, bulu, kepala dan muka, kaki dan shank, penampilan dan kesehatan. Pada penampilan ayam yang diamati meliputi tipe kepala, tipe tubuh, keadaan perut, kaki dan paruh serta pigmen kulit.
Praktikum penilaian (judging) pada ayam petelur ini menggunakan ayam yang berumur 8 minggu dan 45 minggu yang berada pada periode pemeliharaan fase layer. Populasi ayam pada satu kandang berjumlah 3000 ekor dengan jumlah ayam setiap cage-nya 1 ekor. Model kandang menggunakan model monitor agar memudahkan dalam pengawasannya. Jumlah ayam yang diamati yaitu berjumlah 5 ekor.
Ayam layer atau adalah ayam yang diternakkan khusus untuk menghasilkan telur konsumsi. Jenis ayam petelur dibagi menjadi tipe ayam petelur ringan dan medium. Tipe ayam petelur ringan mempunyai badan yang ramping dan kecil, bulu berwarna putih bersih, dan berjengger merah, berasal dari galur murni white leghorn, dan mampu bertelur lebih dari 260 telur per tahun produksi hen house (Bappenas, 2010).
Hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan urutan pemuliaan ternak ayam petelur yang diamati sesuai urutan dari yang terbaik yaitu pada ayam nomer 1-4-3-2-5. Urutan tersebut didasarkan pada kualitas kondisi ternak yang diamati, yaitu ayam sedang dalam masa produksi dan produksi telur yang cukup tinggi.
Ayam yang sedang bertelur dan berproduksi tinggi dapat diketahui dengan melihat bagian anggota tubuh ayam. Diantaranya adalah jengger dan pial, jengger dan pial akan terlihat besar, bersih dan halus. Kloaka akan terlihat elastis dan basah. Tulang pubis terdapat jarak sekitar 2 jari, jika tidak bertelur maka tidak terdapat jarak. Bulu terlihat penuh, elastis dan halus, serta tidak terlalu rapat. Kepala tidak terlihat pucat, bentuknya lebar dan bersih. Kaki lurus dan rata. Kulit terlihat halus dan tipis, tidak melekat pada daging. Penampilan secara umum terlihat segar, dan tidak sayu.

V. KESIMPULAN
A.  Kesimpulan
1.   Penilaian (judging) dilakukan pada setiap individu ternak yang akan dipilih dengan cara mengisikan skor yang sesuai dengan penilaian melalui
2.   Urutan penilaian ayam petelur yang diamati sesuai urutan dari yang terbaik yaitu pada ayam nomor 1-4-3-2-5.
B.  Saran
Saran yang dapat praktikan berikan dari praktikum Ilmu Pemuliaan Ternak ini ialah :
1.   Sebaiknya setiap praktikan dapat melakukan setiap acara yang terdapat dalam buku praktikum sehingga dapat menilai berbagai jenis ternak.
2.   Sebaiknya pada saat praktikum praktikan diberikan waktu yang jelas agar praktikan disiplin dalam melaksanakan praktikum.

       DAFTAR PUSTAKA
Bappenas. 2010. Strategi Peningkatan Pertumbuhan Subsektor Peternakan Mendukung Peningkatan Pendapatan dan Diversifikasi (Draft). Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Jakarta.
North dan Bell. 1990. Commercial Chicken Production Manual. Oklahama.  New York.
Rasyaf, M. 1995. Seputar ayam Kampung. Kanisius. Yogyakarta.
Sudarmono, A. S. 2003. Pedoman Pemeliharaan Ayam Ras Petelur. Penebar Swadaya. Jakarta.
Suprijatna, E., U. Atmomarsono, dan R. Kartasujana. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta. 
Yuwanta, T. 2010. Telur dan Kualitas Telur. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel