page hit counter -->

LAPORAN KIMIA PEMBUATAN LARUTAN DAN STANDARISASINYA


A.    Pendahuluan
1.    Latar Belakang
Larutan adalah campuran yang homogen dapat berupa gas, cair maupun padat. Unsur terpenting yang menentukan keadaan bahan dalam larutan adalah pelarut (solvent), sedangkan komponen yang jumlahnya lebih sedikit dinamakan zat terlarut (solute). Larutan yang menggunakan air sebagai pelarut dinamakan larutan dalam air atau aqueous dan larutan yang mengandung zat terlarut dalam jumlah banyak dinamakan larutan pekat. Jika jumlah zat terlalu sedikit, larutan dinamakan larutan encer. Konsentrasi larutan didefinisikan sebagai jumlah zat terlarut yang ada dalam sejumlah larutan atau pelarut. Konsentrasi dapat dinyatakan dengan beberapa cara antara lain :
a.       Molaritas (jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan)
b.      Molalitas (mol zat terlarut per 1000 gram pelarut)
c.       Normalitas (jumlah mol ekivalenzat terlarut dalam 1 liter larutan).
d.      Persen berat (gram berat zat terlarut dalam 100 gram larutan)

Konsentrasi dapat diketahui besarnya dengan menggunakan metode standarisasi. Salah satu metode standarisasi adalah titrasi. Metode ini banyak dilakukan di laboratorium, salah satunya adalah titrasi asam-basa. Proses titrasi diakhiri jika telah mencapai titik ekivalen. Titik ekivalen adalah titik dimana penambahan sedikit titran akan menyebabkan perubahan pH yang sangat besar.

2.    Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum Pembuatan Larutan dan Standarisasinya adalah :
a.       Membuat Larutan 0,1 NHCl
b.      Menstandarisasi HCl
c.       Menentukan kadar Na2CO dan HCl.

3.    Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum kimia dasar acara ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 8 November 2011 pukul 10.00 – 12.30 WIB bertempat di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak, Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

B.     Tinjauan Pustaka

Suatu larutan adalah campuran homogen dari molekul, atom ataupun ion dari dua zat atau lebih. Suatu larutan disebut campuran karena susunannya dapat berubah – ubah. Disebut homogen karena susunannya begitu seragam sehingga tak dapat diamati adanya bagian – bagian yang berlainan, bahkan dengan mikroskop optis sekalipun. Campuran heterogen permukaan – permukaan tertentu dapat dideteksi antara bagian – bagian atau fase – fase yang terpisah (Pudjaatmaka, 1999 ).

Unsur terpenting yang menentukan keadaan bahan dalam larutan adalah pelarut. Komponen yang jumlahnya lebih sedikit dinamakan zat terlarut (solute). Larutan yang menggunakan air sebagai pelarut dinamakan larutan dalam air atau aqueous. Larutan yang mengandung zat terlarut dalam jumlah banyak dinamakan larutan pekat. Jika jumlah zat terlarut sedikit, larutan dinamakan larutan encer. Istilah larutan biasanya mengandung arti pelarut cair dengan cairan, padatan, atau gas sebagai zat terlarut
(Petrucci, 1995).

Titrasi adalah cara analisis untuk menghitung jumlah suatu cairan yang dibutuhkan untuk bereaksi dengan sejumlah cairan lain. Suatu titrasi satu cairan mengandung reaktan yang ditempatkan pada biuret. Memakai skala titran yang ditambah dengan indikator mo. Indikator menandai habisnya titrasi , titrasi biasanya terjadi pada asam , basa dan ditandai dengan adanya perubahan warna (Rivai, 1995).

Proses pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Jika suatu larutan senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang-kadang sejumlah panas dilepaskan. Hal ini terutama dapat terjadi pada pengenceran asam sulfat pekat. Agar panas ini dapat dihilangkan dengan aman, asam sulfat pekat yang harus ditambahkan ke dalam air, tidak boleh sebaliknya. Jika air ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, panas yang dilepaskan sedemikian besar yang dapat menyebabkan air mendadak mendidih dan menyebabkan asam sulfat memercik. Jika kita berada di dekatnya, percikan asam sulfat ini merusak kulit (Brady, 1999).

Konsentrasi larutan diperlukan untuk mengetahui komponen-komponen dari larutan, dimana pada konsentrasi larutam ini menyatakan kualitas zat pelarut (larutan), sehingga konsentrasi larutan harus menyatakan butir-butir standarisasi yang digunakan untuk zat terlarut. Unsur pH, serta konsentrasi pada zat terlarut dan pelarut sangatlah berpengaruh terhadap pembuatan larutan dan standarisasinya (Coles, 1996).

C.    Alat, Bahan dan Cara Kerja
1.      Alat
a.    Labu takar 50ml
b.    Labu takar 100 ml
c.    Erlenmeyer
2.      Bahan
a.         Larutan HCl pekat
b.         Aquadest
c.         Borax (Na2B4O7.10 H2O)
d.        Na2CO3
e.         Indikator MO (Methyl Orange)
3.      Cara Kerja
a.       Pembuatan larutan HCl 0,1 N
Larutan HCl dibuat dari larutan HCl pekat dan volume yang dibutuhkan adalah : X = (3,65 x V) / 10 kL
dimana :   V = volume HCL 0,1 N yang diinginkan
K = BJ HCl    
L = kadar HCl pekat (%)
1)            Mengambil  x ml HCl pekat, di masukkan ke labu takar 100 ml
2)            Isi dengan aquadest sampai tanda garis
3)            Mengocok larutan hingga homogen dan dipindahkan erlenmeyer
b.      Standarisasi 0,1 N HCl dengan borax (Na2B4O7. 10 H2O)
Na2B4O7. 10 H2O + 2HCl → 2 NaCl + 4H3BO3 + 5H2O
1        grek = 2 g mol
1)      Mengambil 0,4 gram borax murni
2)      Masukkan ke dalam erlenmeyer dan dilarutkan dengan 50 ml aquadest, kemudian teteskan dengan  indikator Methyl Orange
3)      Titrasi dengan HCl  sampai terjadi perubahan warna
4)      Menghitung N HCl
c.       Penentuan kadar Na2CO3
1)      Menimbang 0,75 gram Na2CO3, kemudian dimasukkan ke dalam labu takar 50 ml beri aquades sampai tanda
2)      Ambil 10 ml, dimasukkan ke dalam Erlenmeyer, ditambahkan indikator Methyl Orange 3 tetes.
3)      Melakukan titrasi dengan HCl yang di buat
4)      Menentukan kadar Na2CO3.

D.    Hasil dan Analisis Hasil Pengamatan
1.    Hasil Pengamatan
LAPORAN KIMIA PEMBUATAN LARUTAN DAN STANDARISASINYA

2.    Analisis Hasil Percobaan
LAPORAN KIMIA PEMBUATAN LARUTAN DAN STANDARISASINYA


LAPORAN KIMIA PEMBUATAN LARUTAN DAN STANDARISASINYA

E.     Pembahasan
Melalui pratikum ini, kita dapat mengetahui pembuatan larutan. Larutan adalah merupakan campuran homogen yang dapat berupa gas, cair, maupun padat. Pratikum ini kita melakukan tiga percobaan yang berbeda dan kesemuanya saling terkait.

Pembuatan 0,1 N HCl, didapat dari 0,83 larutan HCl pekat. Percobaan ini diperoleh hasil N HCl adalah 0,13 N. Hasilnya tidak bulat 0,1 N karena adanya kesalahan dalam praktikum yaitu aquadest yang ditambahkan tidak tepat pada tanda garis, kurang homogen dalam mengaduk/mengocok larutan, lalu ada sedikit larutan yang tersisa dalam labu takar setelah dipindahkan kedalam erlenmeyer.

Standarisasi 0,1 N HCl dengan borax dapat dilakukan dengan cara titrasi menggunakan indikator MO. Titrasi dihentikan jika sudah terjadi perubahan warna. Terjadinya perubahan warna disebabkan oleh penambahan HCl secara terus menerus pada waktu titrasi, sehingga larutan menggalami suatu keadaan yang mencapai titik ekivalen yang bila dalam titik itu diberi penambahan HCl dalam titrasi maka akan menyebabkan perubahan pH yang sangat besar.

Penentuan kadar Na2CO3  juga dilakukan dengan cara titrasi. Kadar Na2CO3 yang diperoleh  adalah 28,511%, padahal yang diinginkan adalah 15%. Hal ini disebabkan mungkin karena pengambilan HCl dan  Na2CO3 yang tidak tepat. Besar kadar Na2CO3 dipengaruhi oleh N HCl, volume  HCl, BM Na2CO3, serta massa Na2CO3.

F.     Kesimpulan
Hasil praktikum acara I ini dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu :
  1. Larutan 0,1 NHCl dibuat dengan mencampurkan solute sebanyak 0,83 ml ke dalam solvent
  2. Dalam standarisasi 0,1 N HCl dengan borax didapatkan warna yang berbeda-beda yaitu warna awal jernih, warna proses kuning dan warna akhir merah muda.
  3. Mendapatkan nilai normalitas dari HCL dengan standarisasi sebesar 0,1
  4. Di dapatkan nilai kadar Na2CO3 sebesar 28,511%
  5. Dalam kadar Na2CO3 awal yang dihasilkan adalah warna jernih, warna proses kuning dan warna akhir merah muda
  6. Borax dan Na2CO3 bersifat asam karena saat ditetesi methyl orange mengalami perubahan warna ( kuning menjadi orange ). 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel