page hit counter -->

Laporan Mikrobiologi Peternakan

BAB I. PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
    Mikrobiologi adalah telaah mengenai organisme hidup yang berukuran mikroskopis. Dunia mikroorganisme terdiri dari 5 kelompok organisme: bakteri, virus, protozoa, algae dan cendawan mikroskopis. Mikroorganisme sangat erat kaitannya dengan kehidupan kita, beberapa diantaranya ada yang bermanfaat dan ada pula yang merugikan. Beberapa mikroorganisme menyebabkan penyakit dan ada pula yang terlibat dalam kegiatan manusia sehari-hari seperti misalnya pembuatan anggur, keju, yogurt, produksi pinisilin, serta proses-proses perlakuan yang berkaitan dengan pembuangan limbah.
      Hasil yang diperoleh dari usaha peternakan seperti daging dan susu merupakan produk memiliki kandungan nutrisi yang tinggi sehingga digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Daging dan susu merupakan bahan pangan yang cocok bagi pertumbuhan mikroorganisme. Hal ini dikarenakan kandungan nutrien yang tinggi merupakan media yang baik untuk pertumbuhan mikroba. Apabila tidak dilakukan secara tepat dan benar serta penyimpanan yang terlalu lama dapat menyebabkan mikrobia tumbuh banyak. Oleh karena itu diperlukan teknik khusus dengan menggunakan teknologi modern.
    Mikroorganisme memang banyak merugikan bagi manusia, akan tetapi ada beberapa jenis mikroorganisme yang bersifat menguntungkan yaitu bakteri Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus. Bakteri ini dapat membantu dalam pembuatan yogurt.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A.    Klasifikasi Mikrobia
1.    Bakteri
      Bakteri adalah organisme bersel tunggal terkecil, beberapa di antaranya hanya memiliki diameter 0,4 mm. Sel berisi massa sitoplasma dan beberapa bahan inti (dia tidak memilki inti sel yang jelas). Sel dibungkus oleh dinding sel dan pada beberapa jenis bakteri dinding sel ini dikelilingi oleh lapisan lendir atau kapsula. Kapsula terdiri atas campuran polipeptida dan polisakarida (Gaman dan Sherrington, 1992) .
      Bakteri merupakan sel prokariotik dan mempunyai berbagai bentuk yang sebagian besar berbentuk batang dengan lebar kurang dari 1 m dan panjang 5m. DNA diselubungi oleh satu membran inti, terdapat organela mitokondria dan protoplas. Daerah inti berupa anyaman benang halus yang langsung berbatasan dengan sitoplasma berisi ribosom. Bakteri berkembang biak dengan membelah diri (Schlegel, 1994).
       Berdasarkan bentuk morfologisnya, maka bakteri itu dapat dibagi atas tiga golongan,yaitu golongan basil, golongan kokus, dan golongan spiral. Basil (bacillus) berbentuk serupa dengan tongkat pendek, silindris. Sebagian besar dari bakteri itu merupakan basil. Basil dapat bergandeng-gandengan panjang, bergandengan dua-dua, atau terlepas satu sama lain. Yang bergandeng-gandengan panjang disebut streptobasil, yang dua-dua disebut diplobasil. Ujung-ujung basil yang terlepas satu sama lain itu tumpul, sedang ujung-ujung yang masih bergandengan itu tajam. Kokus (coccus) adalah bakteri yang bentuknya serupa bola-bola kecil. Golongan ini tidak sebanyak golongan basil. Kokus ada yang bergandeng-gandengan panjang serupa tali leher, ini disebiut streptokokus, ada yang bergandengan dua-dua, ini disebut tetrakokus, kokus yang mengelompok merupakan suatu untaian disebut stafilokokus, sedang kokus yang mengelompok serupa kokus disebut sarcina. Spiril (dari spirilum) ialah bakteri yang bengkok atau berbengkok-bengkok serupa spiral. Bakteri yang berbentuk spiral itu tidak banyak. Golongan ini merupakan golongan yang paling kecil, jika dibandingkan dengan golongan kokus maupun golongan basil. (Dwijosaputro, 1978).
         Suatu bahan makanan apabila dibiarkan pada keadaan yang memungkinkan pertumbuhan bakteri, susu mentah misalnya dengan mutu kesehatan yanag baik akan memungkinkan memberikan rasa asam yang khas. Perubahan ini disebabkan oleh Streptococcus lactis dan spesies-spesies Lactobacillus tertentu. Perubahan utama yang terjadi adalah fermentasi laktosa menjadi asam laktat. Bakteri dalam susu digolongkan berdasarkan suhu pertumbuhan dan ketahanannya terhadap panas. Pertimbangan ini amat praktis karena suhu rendah digunakan untuk mencegah atau menghambat pertumbuhan mikrobia yang merusak susu dan suhu tinggi (pasteurisasi) untuk mengurangi populasi mikrobia, memusnahkan pathogen dan secara umum memperbaiki mutu susu. Berdasarkan pada persyaratan suhu, tipe bakteri yang diujmpai dalam susu ialah psikofilik, mesofilik, termofilik, dan thermodurik karena beberapa bakteri psikofilik tertentu tumbuh pada suhu sedikit di atas suhu beku dan beberapa bakteri thermofilik tumbuh di atas suhu  65 oC (Pelczar dan Schan, 1986).

2.    Jamur
         Secara morfologis jamur dapat ditentukan dengan melihat bentuk srukturnya menggunakan mikroskop, dengan demikian identifikasi dan klsifikasi dapat ditentukan, secara visual jamur dilihat seperti kapas atau benang berwarna, atau tidak berwarna, yang disebabkan karena adanya miselia dan spora. Miselia terbentuk dengan adanya hifa, baik yang bersepta atau yang tidak bersepta. Jamur terbagi menjadi beberapa familia
antara lain Moniliaceae (Aspergillus, Phenicillium, Trichothecium, Geotrichum, Monilia, Sporatrichum, Botrytis, Cephalosporium, Trichoderma, Schopulariopsis), Dematiaceae (Cladosporium, Helminthosporium, Alternaria, Stemphylium) dan Tuberculariaceaea (Fusarium) (Kuswanto dan Sudarmadji, 1998).
Sifat kultural dari jamur dapat dilihat dengan kenampakan pertumbuhannya pada makanan. Pada permukaan bahan makanan tampak kering, membentuk massa serbuk, kadang-kadang halus dan lunak atau kelihatan basah dan berair. Warna miselia hijau biru, biru kehijauan, kuning, orange, merah muda, coklat, abu-abu, dan hitam (Budiharta dan Drastini, 1998).
Adapun jamur yang penting dalam pembicaraan mikrobiologi adalah klas Phicomycetes, klas Ascomycetes dan klas Deuteromycetes. Perbedaan yang penting dari klas Phicomycetes dan klas Ascomycetes adalah bahwa miselium Phicomycetes itu serupa tabung panjang yang tidak terbagi-bagi, sedang miselium Ascomycetes serupa tabung panjang yang bersekat-sekat. Miselium dapat bercabang-cabang, satu helai cabang disebut hifa. (Dwijoseputro, 1978).
Klasifikasi cendawan terutama didasarkan pada ciri-ciri spora seksual dan tubuh buah yang ada selama tahap-tahap seksual. Cendawan mampu memanfaatkan berbagai  macam bahan untuk gizinya, sekalipun demikian mereka itu heterotrof. Berbeda dengan bakteri, mereka tidak dapat menggunakan senyawa karbon anorganik, seperti misalnya karbondioksida. Karbon berasal dari sumber organik, misalnya glukosa. Beberapa spesies dapat menggunakan nitrogen, itulah sebabnya mengapa medium biakan untuk cendawan biasanya berisiskan pepton, suatu produk protein yang terhidrolisis (Pelczar dan Schan, 1986).
Septa atau dinding pemisah .jamur tak bersepta adalah jamur yang tidak memiliki dinding inti pemisah atau septa. Hifanya merupakan tabung memanjang berisi inti yang banyak dan terdispersi ke seluruh sitoplasma, oleh karenanya diberi nama multiseluler. Jamur bersepta, jamur ini memiliki septa yang membagi hifa yang menjadi sel terpisah masing-masing berisi sel inti (Gaman dan Sherrington, 1992).
Untuk Laporan Mikrobiologi yang lebih lengkap silahkan download di mari :
        Download Laporan Mikrobiologi Peternakan 

Terimakasih Telah membaca artikel tentang laporan mikrobiologi peternakan. semoga dapat bermanfaat serta membantu.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel